Belajar menabung
Baca koran kompas hari ini yang membahas soal investasi, saya jadi inget masa lalu
Dulu sewaktu SD tahun 70-an, di sekolah ada yang namanya Tabanas (Tabungan Nasional)
Secara rutin saya selalu disuruh oleh guru untuk menyetorkan semua uang siswa satu sekolah ke kantor pos yang jaraknya lumayan jauh dan harus jalan kaki
Waktu itu seneng banget karena nggak harus ikut pelajaran dan seneng bisa ngerasain panasnya surabaya disaat yang lain belajar di kelas dan lebih sering dilama-lamain diluar karena memang asyik hehehe.....
Kedua orang tua saya yang sudah almarhum ternyata memberikan pelajaran mengenai keuangan secara langsung
Bapak saya yang seorang akuntan di PT Barata dengan jabatan yang cukup lumayan dan sesekali mencoba berbisnis walaupun gagal, ternyata mempengaruhi cara saya memegang uang
Bapak saya sangat perhitungan sekali dalam melihat keluar masuknya uang bahkan teman-teman kantornya menjuluki "kalkulator berjalan" sedangkan ibu saya kebalikannya, lebih sering "ceroboh" dalam menggunakan uang
Kedua-duanya saya alami dan rasakan setiap hari dan secara tidak langsung saya belajar dari ahlinya hehehe....
Saat ini galih, anak paling besar sudah senang menabung, kayaknya sudah jadi kebiasaan
Uang jajan recehan selalu dimasukkan kedalam toples plastik sepulang sekolah dan jika jumlahnya sudah banyak selalu minta tuker yang kertas warna merah
Alhamdulillah..., uangnya galih sudah cukup lumayan banyak tetapi masih belum cukup untuk membeli yang di maui dan untuk saat ini saya tidak akan menambah kekurangannya seperti tahun-tahun lalu
Ini untuk mengajarkan bahwa kalau uangnya kurang harus berusaha lebih keras lagi
Lebih baik saya keluar uang sendiri untuk membeli barang daripada harus menambahkan kekurangannya
Ternyata cara ini juga dilakukan oleh Jusuf Kalla dalam mengajarkan anak dan cucu-cucunya dalam mengelola keuangan
Memang bener ya, kalau sejak kecil anak diajarkan menabung maka lama-lama anak akan bisa belajar mengelola keuangan sendiri dan inipun menjadi dasar untuk berbisnis dan investasi
Semoga bisa istiqomah...., amin
Dulu sewaktu SD tahun 70-an, di sekolah ada yang namanya Tabanas (Tabungan Nasional)
Secara rutin saya selalu disuruh oleh guru untuk menyetorkan semua uang siswa satu sekolah ke kantor pos yang jaraknya lumayan jauh dan harus jalan kaki
Waktu itu seneng banget karena nggak harus ikut pelajaran dan seneng bisa ngerasain panasnya surabaya disaat yang lain belajar di kelas dan lebih sering dilama-lamain diluar karena memang asyik hehehe.....
Kedua orang tua saya yang sudah almarhum ternyata memberikan pelajaran mengenai keuangan secara langsung
Bapak saya yang seorang akuntan di PT Barata dengan jabatan yang cukup lumayan dan sesekali mencoba berbisnis walaupun gagal, ternyata mempengaruhi cara saya memegang uang
Bapak saya sangat perhitungan sekali dalam melihat keluar masuknya uang bahkan teman-teman kantornya menjuluki "kalkulator berjalan" sedangkan ibu saya kebalikannya, lebih sering "ceroboh" dalam menggunakan uang
Kedua-duanya saya alami dan rasakan setiap hari dan secara tidak langsung saya belajar dari ahlinya hehehe....
Saat ini galih, anak paling besar sudah senang menabung, kayaknya sudah jadi kebiasaan
Uang jajan recehan selalu dimasukkan kedalam toples plastik sepulang sekolah dan jika jumlahnya sudah banyak selalu minta tuker yang kertas warna merah
Alhamdulillah..., uangnya galih sudah cukup lumayan banyak tetapi masih belum cukup untuk membeli yang di maui dan untuk saat ini saya tidak akan menambah kekurangannya seperti tahun-tahun lalu
Ini untuk mengajarkan bahwa kalau uangnya kurang harus berusaha lebih keras lagi
Lebih baik saya keluar uang sendiri untuk membeli barang daripada harus menambahkan kekurangannya
Ternyata cara ini juga dilakukan oleh Jusuf Kalla dalam mengajarkan anak dan cucu-cucunya dalam mengelola keuangan
Memang bener ya, kalau sejak kecil anak diajarkan menabung maka lama-lama anak akan bisa belajar mengelola keuangan sendiri dan inipun menjadi dasar untuk berbisnis dan investasi
Semoga bisa istiqomah...., amin
Salam sukses dunia akherat,