Komentar juri di ujian wirausaha STP Trisakti
Tanggal 13-Juni-2009 ada ujian mata kuliah Kewirausahaan di kampus STP Trisakti di daerah Bintaro. Mata kuliah ini mengajarkan tentang kewirausahaan kepada para mahasiswanya dan sorang dosennya adalah kawan baik saya mas Wisnu pemilik Rumah Makan Samikuring di Cikarang.
Karena ini adalah sekolah pariwisata dan jurusannya adalah jurusan yang berhubungan dengan memasak, maka yang dipresentasikan disini adalah segala hal yang berhubungan dengan masakan dan cara mereka melakukan penjualannya.
Dari beberapa mahasiswa ada yang berani melakukan eksperimen dalam hal makanan dan ada juga yang biasa-biasa saja.
Contohnya seperti pembuatan makanan dengan bahan dasar singkong. Dari singkong ini dibuat beberapa makanan yang umum ada dipasaran seperti risoles, dll. Modalnya cukup kecil, bahan banyak didapat dan harganya bisa kompetitif. Modal awal 1 kue adalah Rp. 700,- atau bisa juga diperkecil jadi Rp. 500,- dengan harga jual RP. 1.000
Cara jualnya mereka juga masih standar dengan cara dititipkan ke pedagang lain. Harusnya penjualan mereka dikombinasi dengan membuka lapak sendiri di suatu tempat seperti pasar kaget di waktu minggu, bazaar, dll.
Ada lagi bakso yang berbentuk kotak disebut KOBOK. Rasa kuah dan baksonya tidak ada perbedaan dengan yang lainnya tetapi cara pembuatannya bisa cepat dan hal ini bisa berefek pada proses pekerjaan yang cepat. Harga jual cukup murah yaitu Rp. 5.000,- per porsi.
Kalau pada umumnya bakso bulat itu dibikin dengan tangan terus direbus, tetapi yang ini proses pembuatannya seperti membuat tahu. Bahan dasar bakso ditaruh diatas loyang dan kemudian dimasak. Setelah matang baru dibikin irisan dengan besar sesuai keinginan.
Proses pembuatan cepat, harga yang standard, rasa sedikit jauh diatas rata-rata maka bakso ini bisa cepat diterima pasar. Untuk meningkatkan penjualan, seharusnya mereka bekerja sama dengan minuman teh botol dan baksonya dipaket dengan minuman ini.
Selain itu ada juga yang menawarkan Yoghurt. Minuman ini belum populer di Indonesia tetapi ada marketnya yaitu mereka yang ingin hidup sehat. Market kecil tetapi daya beli besar. Tetapi sayangnya... untuk pembuatan Yoghurt ini mereka harus keluar uang jutaan rupiah. Untuk usaha yang baru mulai apalagi yang menjalankannya mereka yang baru mengenal bisnis maka resiko ini cukup besar. Berdasarkan pengalaman, untuk start bisnis awal itu tidak akan bagus hasilnya, margin tidak akan sesuai dengan harapan. Masih butuh jam terbang agar usaha bisa cukup eksis. Minuman ini harganya Rp. 24.800, harga ini berhadapan dengan merk terkenal seperti J'CO dll. Harus mempergunakan trik pemasaran tertentu agar produknya bisa diterima pasar.
Dari acara yang cukup menarik diatas, ada beberapa catatan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal yaitu :
1. Para mahasiswa sebaiknya pada semester awal setelah pertemuan 1 harus sudah mulai menjalankan usaha. Rata-rata mereka baru melakukan penjualan dalam hitungan minggu jadi belum bisa terbaca prospeknya dan mereka belum merasakan bagaimana pahitnya marketing jalanan itu.
2. Para mahasiswa dibatasi modal awalnya maksimal Rp. 500.000,- agar mereka bisa menjalankan usaha ini dengan modal sekecil-kecilnya tapi bisa mendapatkan hasil sebesar-besarnya.
Secara keseluruhan mereka lulus. Tidak ada yang tidak lulus dalam mata kuliah kewirausahaan. Yang tidak lulus adalah mereka yang tidak mau mencoba, mereka yang tidak mau Take Action.
Ingat... Take Action Miracle Happen, No Action No opo-opo.....
Salam sukses dunia akherat