Bisakah gubernur DKI yang baru membuat saya "malas"..?
Saya termasuk golongan orang yang menyumbang kemacetan di jakarta, kenapa.....?? Karena dari kantor di bekasi setiap kali akan aktifitas ke jakarta saya lebih senang naik mobil sendiri biarpun saya tidak sama teman/keluarga atau tidak bawa barang
Sendirian menembus belantara kemacetan di cawang yang menjadi satu-satunya akses tol "tercepat" ke jakarta sering saya jalanin
Di sela-sela nyetir saya selalu melakukan aktifitas yang sangat terlarang bahkan berbahaya yaitu saya membalas email, sms, update status dan terima telpon yang setiap saat selalu saja masuk
Semuanya saya jalanin "sebijaksana" mungkin artinya saya ngetiknya kalau kondisi jalanan padat merayap, terima telpon pakai handsfree yang udah mulai copot karet telinganya karena saking seringnya dipakai, update status jika galau dengerin radio yang ngelaporin dimana-mana padat merayap
Aktifitas diatas harus saya jalanin karena tuntutan pekerjaan dan kondisi angkutan umum yang tidak nyaman untuk bekerja
Saya ngeri kalau harus sering-sering jawab email pakai BB diatas angkutan umum walaupun itu busway
Saya tidak nyaman buka netbook atau tablet sambil berdesakan gelantungan naik kopaja atau angkot
Di angkutan umum saya tiba-tiba berubah menjadi detektif conan yang harus bersikap curiga kepada semua orang
Dibanding kondisi diatas, saya lebih nyaman jika suasana didalam itu sejuk, ditimpali alunan musik merdu dari CD sambil nyenderin punggung dengan nyaman
Dan parahnya lagi........ kesemuanya itu hanya bisa saya dapatkan di dalam mobil pribadi
Tetapi akhirnya lama-lama kegiatan menyetir sendiri sambil bekerja ternyata mengasyikkan juga atau "mungkin" sudah menjadi semacam kecanduan walaupun saya harus jadi salah satu biang kemacetan jakarta
Akankah gubernur jakarta yang baru nanti bisa menghilangkan "hobi" menyetirku...???
Akankah gubernur jakarta yang baru nanti bisa membuatku malas bangun dari bangku angkutan umum...???
Entahlah......, tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang
Sendirian menembus belantara kemacetan di cawang yang menjadi satu-satunya akses tol "tercepat" ke jakarta sering saya jalanin
Di sela-sela nyetir saya selalu melakukan aktifitas yang sangat terlarang bahkan berbahaya yaitu saya membalas email, sms, update status dan terima telpon yang setiap saat selalu saja masuk
Semuanya saya jalanin "sebijaksana" mungkin artinya saya ngetiknya kalau kondisi jalanan padat merayap, terima telpon pakai handsfree yang udah mulai copot karet telinganya karena saking seringnya dipakai, update status jika galau dengerin radio yang ngelaporin dimana-mana padat merayap
Aktifitas diatas harus saya jalanin karena tuntutan pekerjaan dan kondisi angkutan umum yang tidak nyaman untuk bekerja
Saya ngeri kalau harus sering-sering jawab email pakai BB diatas angkutan umum walaupun itu busway
Saya tidak nyaman buka netbook atau tablet sambil berdesakan gelantungan naik kopaja atau angkot
Di angkutan umum saya tiba-tiba berubah menjadi detektif conan yang harus bersikap curiga kepada semua orang
Dibanding kondisi diatas, saya lebih nyaman jika suasana didalam itu sejuk, ditimpali alunan musik merdu dari CD sambil nyenderin punggung dengan nyaman
Dan parahnya lagi........ kesemuanya itu hanya bisa saya dapatkan di dalam mobil pribadi
Tetapi akhirnya lama-lama kegiatan menyetir sendiri sambil bekerja ternyata mengasyikkan juga atau "mungkin" sudah menjadi semacam kecanduan walaupun saya harus jadi salah satu biang kemacetan jakarta
Akankah gubernur jakarta yang baru nanti bisa menghilangkan "hobi" menyetirku...???
Akankah gubernur jakarta yang baru nanti bisa membuatku malas bangun dari bangku angkutan umum...???
Entahlah......, tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang
Salam sukses dunia akherat,