Kisah ibu yang harus "terpisahkan" dengan si jabang bayi

Hari ini saya dapat berita yang sempat menghentikan aktifitas saya sejenak. Berita dari sahabat yang bercerita soal kondisi putrinya yang harus mengalami perawatan dan "terpisah" dari bundanya.

Pikiran saya kembali ke 2 bulan yang lalu disaat kelahiran putri saya yang ke 2, Kayla di RS Anna. Saya sangat bisa merasakan situasi dan kondisi yang dialami oleh sahabat saya ini. Semoga segala kebaikan, kekuatan, kesehatan dan ketabahan di limpahkan oleh Yang Maha Kuasa kepada keluarga sahabat saya ini, AMIN.

2 bulan lalu disaat kelahiran putri ke 2 kami dengan operasi caesar yang pernah saya ceritakan disini, ternyata pasca operasi situasi tidak berjalan sesuai dengan harapan, situasi sungguh tidak berjalan dengan normal.

Setelah operasi caesar selesai, istri saya harus berpisah dalam waktu 1 hari untuk pemulihan pasca operasi. Saya bisa merasakan aura kehilangan dari raut wajah dan sikap yang ada dan begitu pula dengan apa yang saya rasakan.

Perasaan cemas ini timbul terus sampai berita kepulangan kami disampaikan oleh suster. Tetapi ternyata kesemuanya itu harus dibayar mahal. Anak kami, Kayla kena sakit kuning (mohon dikoreksi kalau salah) dimana badannya berubah kuning dan celakanya anak kami harus masuk kamar perina (kamar perawatan bayi) untuk diberi penyinaran yang berarti bahwa Kayla harus menginap lagi.

Tetapi berita ini masih belum seberapa dibandingkan dengan rasa sakit yang harus ditanggung Kayla sewaktu jarum suntik masuk ke tubuh mungilnya untuk mengambil contoh darah sebagai bukti bahwa memang kayla sakit kuning.

Jerit kesakitan, otot mengejang dan cucuran darah semakin menambah rasa sedih dan miris melihatnya.

Saya yang tidak pernah mengalami dan tidak pernah tahu tentang perina dan sakit kuning ini, kami langsung jadi panik. Apalagi ini.......????

"lalu kapan kita bisa pulang sama-sama dok..?", tanyaku dengan nada cemas

"maaf, untuk sementara putri bapak harus tinggal dulu disini sampai besok siang, sampai darahnya dalam kondisi normal", kata dokter

Sampai disini semua kekalutan, kebingungan, kecemasan, semua campur aduk jadi satu. Saya nggak tahu harus bilang apa dan harus bagaimana, bingung....................................

Coba bayangin...... anak yang ditunggu-tunggu dengan hati senang selama 9 bulan ternyata tiba-tiba harus direnggut dari pangkuan kami.

Tapi ya mau bagaimana lagi.... semuanya demi kesehatan dan kebaikan si jabang bayi.

Akhirnya kami semua harus rela pulang tanpa bersama si jabang bayi. Kasur kecil dan bantal guling teronggok dengan tenang di lantai mobil tanpa penghuni.

Keesokan harinya kami menunggu dengan perasaan nggak karuan. Jarum jam dinding terasa lambat bergerak, dering telpon customer sudah bukan prioritas utama lagi, kesemuanya hanya untuk menunggu jarum jam tepat  berhenti di pukul 12 siang.

Akhirnya waktupun tiba dan saat itu juga saya kontak RS Anna untuk menanyakan kondisi terakhir Kayla.

Setelah diterima operator kemudian dialihkan ke bagian perina, alhamdulillah............. kondisi kayla sudah membaik dan hari itu juga sudah bisa dibawa pulang.

Awan gelap segera berganti dengan cerahnya sinar mentari, kedukaan segera berganti dengan kebahagian dan tanpa berpikir panjang langsung saja kita semua berangkat menjemput sang putri yang sudah lama kita nantikan.

Hari-hari berikut semuanya berjalan normal sampai tibalah waktunya untuk imunisasi lanjutan.

Setelah mengikuti proses pendaftaran dan menunggu beberapa saat, akhirnya tibalah waktunya menuju ruang praktek.

Proses yang pada awalnya berjalan normal akhirnya harus dikejutkan dengan pernyataan dari dokter bahwa anak kami, Kayla badannya berubah jadi kuning lagi dan harus mengalami rawat inap segera.....

"haaaahhhh..................................................................................................."

Gelap,  cemas, abu-abu, kuatir, resah dan semuanya bercampur jadi satu. Bayangan beberapa bulan yang lalu sekilas lewat di depan mata. Kami tidak mau "kehilangan" bayi kami SEDETIK-PUN

Berita baiknya ternyata bahwa rawat inapnya bisa di tunda minggu depan itupun dengan catatan kondisi darah Kayla berada dalam kondisi normal.

Oke kita tunggu minggu depan hasilnya.

Sesampai di rumah saya langsung browsing untuk tahu lebih jauh tentang sakit kuning di bayi. Tanya kawan, tetangga, dan kesemuanya tentang penyakit ini dan....... kesimpulan kami adalah bahwa si jabang bayi, Kayla, harus banyak dijemur di pagi hari sambil dibanyakin ASI dan susu formula (jika memang kurang).

Alhamdulillah, sampai saat ini Kayla sehat dan bisa tumbuh seperti bayi normal lainnya. Mudah-mudahan kami selalu diberi nikmat sehat dari Yang Maha Kuasa begitupun juga kepada siapapun yang sempat membaca artikel ini, AMIN

sekedar curhat aja, apa kira-kira yang menjadi ganjalan saya selain kecemasan "kehilangan" Kayla.........??? yaitu BESARNYA BIAYA RUMAH SAKIT YANG HARUS DIBAYAR.

Kecemasan soal biaya rumah sakit menjadi proritas berikutnya setelah "kehilangan" kayla.

Coba kalau sudah ada coverage asuransi pasti bisa lebih "tenang" karena sudah ada yang bisa mengganti biayanya.

[caption id="attachment_1287" align="aligncenter" width="600" caption="ciuman kakak, galih, bisa ratusan kali sehari ke pipi kayla"][/caption]

[caption id="attachment_1288" align="aligncenter" width="600" caption="AJBS - Anak Jaya Bapak Senang (seperti merk toko di surabaya)"][/caption]

Salam sukses dunia akherat,