Membiayai bisnis dengan ber-hutang
Beberapa hari yang lalu saya main ke tokonya teman yang jualan perangkat handphone dan Laundry, sebutlah namanya Ali
Sesampai disana tanpa basa-basi Ali langsung curhat.... "Piye iki pak rawi, sirahku mumet...." Sambil mijit-mijit kepalanya
Kaget juga ngeliat seperti itu, karena kalau dilihat bisnisnya masih lancar, penjualan masih ada cuma masalah karyawan aja yang sering keluar masuk
Setelah keluar "sogokan" segelas kopi, dia langsung cerita, "gini pak rawi, sekarang ini penjualan menurun karena disekitar sini sudah banyak yang jualan HP dan laundry...." Katanya sambil tangan muter-muterin rokok
"Dan tahu nggak apa akibatnya kalau muncul pesaing...?? Omzetku langsung anjlok...!!!"
"Dan celakanya lagi, bank nggak mau tahu kondisi ini, mereka tetep aja nagih...., lalu yang dipakai buat bayar apa...?? Bisa ngasih gaji aja sudah syukur", sambil kali ini garuk-garuk kepala yang nggak gatal
"Emang berapa pengeluaran sebulan mas bro...??" Tanyaku
"Sekitar 30jutaan sih" kata Ali
"Kalau tahun lalu sih masih bisa dibayar cuma sekarang apa yang mau dipakai buat bayar... DAUN...!!!" Sambung Ali lagi
"Bank dan leasing tahunya duit masuk aja, manis di depan dan giliran kita nggak bisa bayar baru keliatan belangnya...." Katanya sambil emosi
"Hahahaha......., pas tanda tangan hutang udah langsung dipotong macem-macem ya dan anehnya lagi sewaktu mau cepet-cepet ngelunasin malahan kita kena penalti dan harus bayar hahahaha......" Kita ketawa bareng menghibur diri
Habis itu meluncurlah curhatan ali yang nggak habis sampai jam 11 malem
Sebetulnya Ali itu tahu dan paham banget resikonya berhutang. Dia sering memainkan hutang kartu kredit, gesek tunai, KUR, refinance, leasing dan sangat sedikit yang dipakai untuk konsumtif, semuanya digunakan untuk memutar bisnis
Tetapi ya itu tadi, masa depan tidak ada yang tahu, masa depan bisnis kita dalam 1-2 bulan atau 1-2 tahun kedepan tidak ada yang tahu apakah akan maju atau malahan tutup, semuanya hanya prediksi
Sedangkan yang namanya pembayaran hutang sifatnya tetap dan harus dibayar tepat waktu jika tidak ingin bunga berbunga yang bisa menimbulkan masalah baru
Temenku juga sudah mengcover hidupnya dengan emas, tabungan, asuransi yang ternyata semuanya harus hilang karena harus kalah dengan yang namanya pembayaran cicilan perbulan
Gali lobang tutup lobang juga sudah dimainkan yang akhirnya terpaksa harus di STOP karena hutangnya jadi bertambah banyak bukannya malah berkurang
Pembicaraan belum selesai karena dia sudah di telponin terus sama temennya untuk diajak main gaple di pos kamling, ngilangin stress katanya
"Ayo pak rawi ikut main..."
"Nggak ah, aku nggak mau kumpul bareng orang stress, aku mau tidur aja hehehehe...."
Sesampai disana tanpa basa-basi Ali langsung curhat.... "Piye iki pak rawi, sirahku mumet...." Sambil mijit-mijit kepalanya
Kaget juga ngeliat seperti itu, karena kalau dilihat bisnisnya masih lancar, penjualan masih ada cuma masalah karyawan aja yang sering keluar masuk
Setelah keluar "sogokan" segelas kopi, dia langsung cerita, "gini pak rawi, sekarang ini penjualan menurun karena disekitar sini sudah banyak yang jualan HP dan laundry...." Katanya sambil tangan muter-muterin rokok
"Dan tahu nggak apa akibatnya kalau muncul pesaing...?? Omzetku langsung anjlok...!!!"
"Dan celakanya lagi, bank nggak mau tahu kondisi ini, mereka tetep aja nagih...., lalu yang dipakai buat bayar apa...?? Bisa ngasih gaji aja sudah syukur", sambil kali ini garuk-garuk kepala yang nggak gatal
"Emang berapa pengeluaran sebulan mas bro...??" Tanyaku
"Sekitar 30jutaan sih" kata Ali
"Kalau tahun lalu sih masih bisa dibayar cuma sekarang apa yang mau dipakai buat bayar... DAUN...!!!" Sambung Ali lagi
"Bank dan leasing tahunya duit masuk aja, manis di depan dan giliran kita nggak bisa bayar baru keliatan belangnya...." Katanya sambil emosi
"Hahahaha......., pas tanda tangan hutang udah langsung dipotong macem-macem ya dan anehnya lagi sewaktu mau cepet-cepet ngelunasin malahan kita kena penalti dan harus bayar hahahaha......" Kita ketawa bareng menghibur diri
Habis itu meluncurlah curhatan ali yang nggak habis sampai jam 11 malem
Sebetulnya Ali itu tahu dan paham banget resikonya berhutang. Dia sering memainkan hutang kartu kredit, gesek tunai, KUR, refinance, leasing dan sangat sedikit yang dipakai untuk konsumtif, semuanya digunakan untuk memutar bisnis
Tetapi ya itu tadi, masa depan tidak ada yang tahu, masa depan bisnis kita dalam 1-2 bulan atau 1-2 tahun kedepan tidak ada yang tahu apakah akan maju atau malahan tutup, semuanya hanya prediksi
Sedangkan yang namanya pembayaran hutang sifatnya tetap dan harus dibayar tepat waktu jika tidak ingin bunga berbunga yang bisa menimbulkan masalah baru
Temenku juga sudah mengcover hidupnya dengan emas, tabungan, asuransi yang ternyata semuanya harus hilang karena harus kalah dengan yang namanya pembayaran cicilan perbulan
Gali lobang tutup lobang juga sudah dimainkan yang akhirnya terpaksa harus di STOP karena hutangnya jadi bertambah banyak bukannya malah berkurang
Pembicaraan belum selesai karena dia sudah di telponin terus sama temennya untuk diajak main gaple di pos kamling, ngilangin stress katanya
"Ayo pak rawi ikut main..."
"Nggak ah, aku nggak mau kumpul bareng orang stress, aku mau tidur aja hehehehe...."
Salam sukses dunia akherat,