Pengeluaran 2x lipat di bulan Ramadhan, berkah atau bencana
Bulan Ramadhan benar-benar bulan penuh rahmat dan penuh berkah. Semua orang bergembira bahkan yang beda keyakinan-pun ikut merasakan kegembiraan. Pokoknya semuanya mengalami kegembiraan.
Tetapi entah kenapa dari tahun ke tahun selalu ada yang menjadi ganjelan dalam hati saya yaitu kenapa pada setiap bulan puasa pengeluaran selalu bertambah 2x lipat... kenapa..???
Coba mari kita hitung, setiap buka puasa kita selalu beli takjil (makan buat buka) dan minimal uang yang keluar adalah Rp. 5.000. Kalau kita puasa 30 hari berarti sudah Rp. 150.000 minimal yang harus kita keluarkan.
Belum lagi urusan beli baju lebaran. Memang beli baju lebaran bukan wajib tetapi kok kelihatannya menjadi suatu tradisi bahwa setiap lebaran minimal 1 potong kita harus beli biarpun itu cuma kaos yang harganya Rp. 50.000,-. Bayangkan kalau 1 orang itu mengeluarkan uang Rp. 100.000 buat belanja pakaian, berapa milyar uang yang beredar.... LUAR BIASA
Ada lagi tradisi yang tidak bisa dihilangkan yaitu tradisi mudik atau kalau orang-orang sering ngomong itu namanya tradisi pembantu dan saya juga termasuk orang yang punya tradisi pembantu ini yang setiap tahun harus Tour De Java ke ciamis lalu lanjut ke surabaya terus balik lagi ke Bekasi.
Setiap orang kalau sudah kena urusan mudik, urusan yang lainnya jadi nomor sekian, orang rela tidur di stasiun demi tiket, naik motor ber-tiga juga oke asalkan bisa pulang kampung. Kalau kita hitung... sudah berapa ratus juta uang yang dikeluarkan buat mudik. Kenapa kita harus mudik...?? kenapa tidak diganti dengan Tele Conference aja yang lebih murah meriah...??
Saya punya pandangan sendiri mengenai keadaan dan situasi pada waktu Ramadhan ini. Dulu saya menganggap kalau beli takjil pada waktu buka puasa itu pemborosan padahal kalau kita mau langsung ber-buka dengan makan nasi pasti kita bisa kenyang tanpa perlu gorengan atau minum teh, toh buat mereka yang sering puasa senin kamis saya yakin juga tidak terlalu merasakan perubahan ini.
Mudik-pun bukan cuma urusan pulang kampung lalu balik lagi ke kehidupan "normal". Mudik bagi saya itu adalah sebagai sarana "istirahat" sejenak setelah saya melakukan rally panjang selama 11 bulan untuk menguber dunia. Mudik sebagai sarana silturahmi yang paling murah, kenapa... sebab pada waktu mudik kita bisa ketemu dengan kawan lama waktu sekolah dulu, ketemu dengan mantan pacar yang sudah membawa momongan, ketemu teman ugal-ugalan yang sekarang sudah tobat. Semuanya bisa ketemu di suatu tempat, di suatu waktu dengan penuh dengan rasa nostalgia. Tentu saja yang terpenting adalah bisa bertemu dengan orang tua yang masih hidup, tetapi inipun mungkin sensasinya akan beda kalau kita bisa ketemu dengan orang yang pernah menggoreskan cerita suka dalam kehidupan masa lampau. Bayangkan kalau tidak ada tradisi mudik, kapan kita bisa ketemu mantan...?? kapan kita bisa ketemu preman tobat..??
Kembali ke soal makanan, TUHAN Maha Adil, TUHAN Maha segala-galanya... di bulan penuh berkah ini Tuhan menurunkan berkah dan menunjukkan kasih sayangnya kepada semua umat manusia walaupun manusia tersebut bukan muslim. Di bulan penuh rahmat ini selalu saja ada rejeki yang bisa dibagi buat pedagang kecil apalagi buat pedagang besar.
Pedagang yang kecipratan bisnis musiman ini adalah pedagang makanan kecil, kue kering, baju muslim mulai bayi sampai dewasa, perlengkapan muslim bahkan pedagang komputer seperti sayapun juga dapat berkah dari bulan Ramadhan ini meskipun sebetulnya tidak ada hubungannya secara langsung.
Untuk menghadapi bulan Ramadhan ini, sebaiknya kita tidak hanya sebagai konsumen saja yang hanya bisa membeli, alangkah baiknya jika kita juga ikut berpartisipasi dalam menyambut bulan penuh berkah ini dengan ikut berjualan.
Jualan apaan....??? pertanyaan yang selalu muncul jika pertama kali ditanya. Jawabnya gampang banget, jualan apa yang dibutuhkan orang seperti yang sudah saya sebutkan di atas.
"malu ah jualan begituan... di kantor gua kan manager"
"jangan malu... pikirin aja duitnya nanti malu juga hilang sendiri setelah dapat duit, hal seperti ini harus sering dilatih" Saya menuliskan untuk tidak takut jadi pengusaha disini.
Memang betul apa yang sering saya dengar bahwa bulan Ramadhan ini adalah bulan penuh berkah, penuh hikmah dan penuh-penuh yang lainnya. Mari kita sama-sama meraih keberkahan buat di akherat dengan menjalankan ibadah puasa sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran dan juga mari kita meraih rejeki di bulan ini dengan melakukan perdagangan, melakukan latihan wirausaha biar selepas bulan Ramadhan ini pikiran dan mental kita kecuci bersih dan kita siap menjadi entrepreneur yang handal.
Salam sukses dunia akherat,
Tetapi entah kenapa dari tahun ke tahun selalu ada yang menjadi ganjelan dalam hati saya yaitu kenapa pada setiap bulan puasa pengeluaran selalu bertambah 2x lipat... kenapa..???
Coba mari kita hitung, setiap buka puasa kita selalu beli takjil (makan buat buka) dan minimal uang yang keluar adalah Rp. 5.000. Kalau kita puasa 30 hari berarti sudah Rp. 150.000 minimal yang harus kita keluarkan.
Belum lagi urusan beli baju lebaran. Memang beli baju lebaran bukan wajib tetapi kok kelihatannya menjadi suatu tradisi bahwa setiap lebaran minimal 1 potong kita harus beli biarpun itu cuma kaos yang harganya Rp. 50.000,-. Bayangkan kalau 1 orang itu mengeluarkan uang Rp. 100.000 buat belanja pakaian, berapa milyar uang yang beredar.... LUAR BIASA
Ada lagi tradisi yang tidak bisa dihilangkan yaitu tradisi mudik atau kalau orang-orang sering ngomong itu namanya tradisi pembantu dan saya juga termasuk orang yang punya tradisi pembantu ini yang setiap tahun harus Tour De Java ke ciamis lalu lanjut ke surabaya terus balik lagi ke Bekasi.
Setiap orang kalau sudah kena urusan mudik, urusan yang lainnya jadi nomor sekian, orang rela tidur di stasiun demi tiket, naik motor ber-tiga juga oke asalkan bisa pulang kampung. Kalau kita hitung... sudah berapa ratus juta uang yang dikeluarkan buat mudik. Kenapa kita harus mudik...?? kenapa tidak diganti dengan Tele Conference aja yang lebih murah meriah...??
Saya punya pandangan sendiri mengenai keadaan dan situasi pada waktu Ramadhan ini. Dulu saya menganggap kalau beli takjil pada waktu buka puasa itu pemborosan padahal kalau kita mau langsung ber-buka dengan makan nasi pasti kita bisa kenyang tanpa perlu gorengan atau minum teh, toh buat mereka yang sering puasa senin kamis saya yakin juga tidak terlalu merasakan perubahan ini.
Mudik-pun bukan cuma urusan pulang kampung lalu balik lagi ke kehidupan "normal". Mudik bagi saya itu adalah sebagai sarana "istirahat" sejenak setelah saya melakukan rally panjang selama 11 bulan untuk menguber dunia. Mudik sebagai sarana silturahmi yang paling murah, kenapa... sebab pada waktu mudik kita bisa ketemu dengan kawan lama waktu sekolah dulu, ketemu dengan mantan pacar yang sudah membawa momongan, ketemu teman ugal-ugalan yang sekarang sudah tobat. Semuanya bisa ketemu di suatu tempat, di suatu waktu dengan penuh dengan rasa nostalgia. Tentu saja yang terpenting adalah bisa bertemu dengan orang tua yang masih hidup, tetapi inipun mungkin sensasinya akan beda kalau kita bisa ketemu dengan orang yang pernah menggoreskan cerita suka dalam kehidupan masa lampau. Bayangkan kalau tidak ada tradisi mudik, kapan kita bisa ketemu mantan...?? kapan kita bisa ketemu preman tobat..??
Kembali ke soal makanan, TUHAN Maha Adil, TUHAN Maha segala-galanya... di bulan penuh berkah ini Tuhan menurunkan berkah dan menunjukkan kasih sayangnya kepada semua umat manusia walaupun manusia tersebut bukan muslim. Di bulan penuh rahmat ini selalu saja ada rejeki yang bisa dibagi buat pedagang kecil apalagi buat pedagang besar.
Pedagang yang kecipratan bisnis musiman ini adalah pedagang makanan kecil, kue kering, baju muslim mulai bayi sampai dewasa, perlengkapan muslim bahkan pedagang komputer seperti sayapun juga dapat berkah dari bulan Ramadhan ini meskipun sebetulnya tidak ada hubungannya secara langsung.
Untuk menghadapi bulan Ramadhan ini, sebaiknya kita tidak hanya sebagai konsumen saja yang hanya bisa membeli, alangkah baiknya jika kita juga ikut berpartisipasi dalam menyambut bulan penuh berkah ini dengan ikut berjualan.
Jualan apaan....??? pertanyaan yang selalu muncul jika pertama kali ditanya. Jawabnya gampang banget, jualan apa yang dibutuhkan orang seperti yang sudah saya sebutkan di atas.
"malu ah jualan begituan... di kantor gua kan manager"
"jangan malu... pikirin aja duitnya nanti malu juga hilang sendiri setelah dapat duit, hal seperti ini harus sering dilatih" Saya menuliskan untuk tidak takut jadi pengusaha disini.
Memang betul apa yang sering saya dengar bahwa bulan Ramadhan ini adalah bulan penuh berkah, penuh hikmah dan penuh-penuh yang lainnya. Mari kita sama-sama meraih keberkahan buat di akherat dengan menjalankan ibadah puasa sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran dan juga mari kita meraih rejeki di bulan ini dengan melakukan perdagangan, melakukan latihan wirausaha biar selepas bulan Ramadhan ini pikiran dan mental kita kecuci bersih dan kita siap menjadi entrepreneur yang handal.
Salam sukses dunia akherat,