Motivator atau tukang bohong
Beberapa hari yang lalu di Metro TV di acara Just Alvin dimunculkan 4 motivator terkenal yaitu Andrie Wongso, Hermawan Kartajaya, Tung Desem Waringin dan Gede Prama
Masing-masing menyampaikan kisah perjalanan hidupnya sampai di posisi saat ini dan cerita-cerita ringan selama perjalanan "memotivasi" banyak orang sampai ke seluruh pelosok negeri
Kenapa "memotivasi" harus diberi tanda " "...?? Karena rata-rata dari beliau semua pada awalnya tidak menyadari bahwa sebetulnya apa yang disampaikan dan dilakukan itu bisa memotivasi dan membuat seseorang berubah
Bahkan Hermawan Kartajaya sendiri mengatakan bahwa dia tidak memotivasi tetapi dia hanya membagikan apa yang dia tahu dan juga karena posisi beliau sebagai konsultan maka yang terbaiklah yang harus disampaikan kepada client
Beliau berempat sepakat bahwa yang disampaikannya tidak semuanya bisa berhasil bagi semua orang dengan berbagai macam alasan dan beliau berempat sepakat bahwa pengalamanlah yang mengajarkan mereka sampai menemukan kata-kata yang tepat untuk "memotivasi" seseorang
Jadi kuncinya adalah kita harus mengalami sendiri dan terlebih dahulu harus sudah menjadi "sesuatu" seperti apa yang disampaikan kepada pendengar
Akan terasa aneh jika seorang motivator bisnis tetapi ternyata dia tidak pernah berbisnis dan kalaupun pernah itupun juga dalam hitungan bulan
Akan terasa aneh jika seseorang mengajarkan manajemen, cashflow, SDM dll yang berhubungan dengan merapikan perusahaan tetapi usahanya sendiri tidak berkembang atau tidak mempunyai karyawan yang banyak
Apakah seorang motivator bisnis harus mereka yang sukses di bisnisnya..?? Tidak juga karena bisa saja pada saat kita ketemu, bisnis si motivator tersebut sedang kurang bagus tetapi justru itu menariknya karena kita bisa tahu letak titik-titik yang perlu di waspadai sebelum kita benar-benar bangkrut
Lalu apakah mereka yang tidak "memenuhi syarat" sebagai motivator tidak kita dengar suaranya..?? Tidak juga karena dengan mendengar apa yang disampaikan secara teori (karena kurang praktek) maka kita bisa membuat perbandingan dengan bisnis kita
Sekarang kita kembalikan ke diri kita sendiri, apakah pantas kita disebut motivator...??
Sudah berapa banyak pengalaman yang kita alami sebagai bahan materi me-motivasi seseorang...??
Sebagai motivator, beranikah kita mempertanggung jawabkan di akhirat kelak apa yang kita sampaikan kepada pendengar..??
Semoga kata-kata bijak "sampaikan walaupun hanya satu ayat..." tidak dijadikan alasan pembenar untuk memotivasi seseorang, amin
Masing-masing menyampaikan kisah perjalanan hidupnya sampai di posisi saat ini dan cerita-cerita ringan selama perjalanan "memotivasi" banyak orang sampai ke seluruh pelosok negeri
Kenapa "memotivasi" harus diberi tanda " "...?? Karena rata-rata dari beliau semua pada awalnya tidak menyadari bahwa sebetulnya apa yang disampaikan dan dilakukan itu bisa memotivasi dan membuat seseorang berubah
Bahkan Hermawan Kartajaya sendiri mengatakan bahwa dia tidak memotivasi tetapi dia hanya membagikan apa yang dia tahu dan juga karena posisi beliau sebagai konsultan maka yang terbaiklah yang harus disampaikan kepada client
Beliau berempat sepakat bahwa yang disampaikannya tidak semuanya bisa berhasil bagi semua orang dengan berbagai macam alasan dan beliau berempat sepakat bahwa pengalamanlah yang mengajarkan mereka sampai menemukan kata-kata yang tepat untuk "memotivasi" seseorang
Jadi kuncinya adalah kita harus mengalami sendiri dan terlebih dahulu harus sudah menjadi "sesuatu" seperti apa yang disampaikan kepada pendengar
Akan terasa aneh jika seorang motivator bisnis tetapi ternyata dia tidak pernah berbisnis dan kalaupun pernah itupun juga dalam hitungan bulan
Akan terasa aneh jika seseorang mengajarkan manajemen, cashflow, SDM dll yang berhubungan dengan merapikan perusahaan tetapi usahanya sendiri tidak berkembang atau tidak mempunyai karyawan yang banyak
Apakah seorang motivator bisnis harus mereka yang sukses di bisnisnya..?? Tidak juga karena bisa saja pada saat kita ketemu, bisnis si motivator tersebut sedang kurang bagus tetapi justru itu menariknya karena kita bisa tahu letak titik-titik yang perlu di waspadai sebelum kita benar-benar bangkrut
Lalu apakah mereka yang tidak "memenuhi syarat" sebagai motivator tidak kita dengar suaranya..?? Tidak juga karena dengan mendengar apa yang disampaikan secara teori (karena kurang praktek) maka kita bisa membuat perbandingan dengan bisnis kita
Sekarang kita kembalikan ke diri kita sendiri, apakah pantas kita disebut motivator...??
Sudah berapa banyak pengalaman yang kita alami sebagai bahan materi me-motivasi seseorang...??
Sebagai motivator, beranikah kita mempertanggung jawabkan di akhirat kelak apa yang kita sampaikan kepada pendengar..??
Semoga kata-kata bijak "sampaikan walaupun hanya satu ayat..." tidak dijadikan alasan pembenar untuk memotivasi seseorang, amin
Salam sukses dunia akherat,
http://prakom.com
http://twitter.com/rawiPrakom
http://facebook.com/rawi.wahyudiono