Pendakian Ke Puncak Semeru - Summit Semeru #2
Setelah perjalanan dari Ranupani ke Kalimati seperti yang saya tulis disini, akhirnya sampai juga kita di Kalimati, kami mendirikan tenda dan mulai masak buat makan malam sambil beres-beres buat persiapan summit ke puncak Semeru
Makan malam pukul 19.00 dan harus segera tidur karena harus bangun pukul 1.00 agar bisa mulai berangkat pukul 1.30 dengan estimasi 4 jam perjalanan santai ke puncak
Pada waktu mau tidur mulai kelihatan kalau persiapan saya bener-bener kurang untuk ngecamp karena selama ini saya selalu tektok kalau ke gunung jadi perlengkapan seperti sleeping bag, jaket, kaos kaki, sarung tangan kurang memenuhi syarat biarpun sudah semaksimal mngkin di persiapkan tetapi tetap masih aja kurang
Malam itu kaki saya kedinginan dan biasanya saya masuk ke sleeping bag aja sudah cukup tetapi waktu itu ternyata kurang, badan masih menggigil, kuatir juga kena hypo tetapi gejala-gejalanya saya tidak merasakan, badan masih terasa ada hangatnya
Berusaha menghangatkan badan dengan masuk ke sleeping bag lebih dalem, jaket rangkap 2 (windbreaker dan jaket motor), sarung tangan dan kaos kaki biasa aja, kayak gitu masih kedinginan padahal temen yang lain malah merasa kepanasan di dalam sleeping bag
Disinilah mulai otak bayanging yang bukan-bukan, takut gejala hippo yang kalau dipaksainn muncak malah bisa lebih parah, kuatir fisik tidak menunjang karena kurang tidur dan macem-macem pikiran
Tepat pukul 1.00 semua sudah bangun dan saya tetep tidur-tidur ayam, tidur gak nyenyak. Sempet ngomong kalau mau berubah pikiran tidak bisa muncak karena alasan-alasan diatas dan temen-temen nyemangatin kalau pasti bisa muncak, tinggal dikit lagi
Disinilah permainan mental, saya harus menyemangati diri sendiri, harus cari alasan yang super kuat agar biar bergerak karena saat itu saya masih dalam posisi dalam sleeping bag
Mulailah saya buka-buka memory otak, saya finisher BTS 102K dalam waktu 30 jam yang waktu itu sepanjang perjalanan saya kehujanan basah terus dan saya akhirnya bisa finish
Saya pernah kena gejala hypo sewaktu summit di gede pangrango dan kalau dibandingin dengan kondisi saat ini ternyata masih belum apa-apa jadi harusnya aman
Akhirnya saya putusin untuk kelar tenda ngecek kondis diluar karena kalau dalam tenda terus udah pasti bakal kedinginan tetapi kalau saya bergerak terus, paling juga awal-awalnya aja kedinginan, nanti setelah beberapa menit pasti udah normal lagi karena tubuh kita akan menyesuaikan dengan kondisi sekitar
Ternyata kondisi di luar tidak ada angin, bintang banyak di langit jadi artinya aman banget ini dan langsung diputuskan BERANGKAAAT.....
Semua persiapan summit sudah siap di vest jadi tinggal pakai sepatu aja dan di luar tenda saya pemanasan terus sambil nunggu yang lain
Beberapa kali jumping jack, gesek-gesekin tangan ke telinga biar hangat, mondar-mandir sekitar tenda sekedar buat hangatin badan
Akhirnya tepat 1.30 setelah berdoa, kita bertiga mulai jalan menembus gelapnya malam
Jarak ke puncak sih gak jauh, hanya 3 km aja tetapi dengan kontur pasir, udah pasti setiap sekali nanjak bakaln merosot 3x, begitu terus di ulang-ulang sampai pucak
Perjuangan sesungguhnya ke puncak adalah di batas vegetasi, batas antara hutan dengan lereng pasir, sangat menguras tenaga banget
Di ketinggian diatas 3000 Mdpl, oksigen berubah tipis jadi bikin susah nafas, kepala bisa pusing, hidung terasa pilek susah nafas ditambah lagi harus berjuang menahan terpaan angin di puncak
Disinilah kemampuan otot seluruh badan di paksa bergerak maksimal, nanjak tidak bisa sekaligus karena tubuh harus pelan-pelan adaptasi dengan ketinggian dan kalaupn harus berhenti untuk mengatur nafas juga tidak bisa lama karena dingin banget kena angin
Gear untuk summit harus ada seperti ini
- Vest yang ringan
- Sarung tangan tebal dan idealnya waterproof biar tidak basah kena embun atau kena hujan
- Jaket windbreaker untuk lari sebetulnya cukup asalkan kita bergerak terus tetapi kalau harus sering berhenti, jaket ini bisa bikin tambah dingin kena angin jadi baiknya pakai jaket yang ringan dengan spesifikasi anti air, anti angin
- Sepatu harus ditambah gaiter, tidak harus gaiter tinggi sampai bawah lutut, gaiter yang kecil aja sudah cukup
- Kaki terlindungi pakai celana panjang yang ringan, bisa yang sering dipakai lari atau buat daki gunung
- Kepala yang harus terlindungi adalah bagian telinga karena peka hawa dingin jadi pakai harusnya buff yang biasa aja cukup tetapi kalau kena keringat jadinya basah dan malah dingin. Idealnya pakai penutup kepala yang tipis yang bisa menutup semua kepala
- Trekpole jadi alat wajib karena sangat membantu biar bisa efektif bergerak tetapi tanpa trekpole-pun juga bisa, banyak yang nggak pakai
- Helm seperti buat caving atau sepeda yang modelnya tertutup bisa jadi optional karena batu-batunya rawan longsor dan kepala kalau kena batu kecil dari atas udah pasti bocor