Cara cerdas mengolah hutang

sharing dari seorang kawan pengusaha komputer asli surabaya yang sudah sukses malang melintang di bisnis elektronik.

Sharingnya ini mengenai cara cerdas menggunakan hutang untuk me-leverage bisnis, selamat menikmati.....................

================================================

Secara pribadi dari pengamatan terhadap komunitas TDA, dan beberapa interaksi dgn anggota2nya bahkan yg senior sekalipun, maka Kegiatan2 Semcam ini jauh lebih tepat dan cocok untuk TDA. Tema2 ini lebih safe, lebih membumi dan lebih Bertanggung Jawab, dari pada tema2 "berbisnis mudah", "credit wisdom", "beli properti tanpa uang",.."cash back"... dan sejenis, bahkan tema modal dengkul yang arahnya kadang "mengkali dana orang lain" itu sangat tidak cocok buat TDA.

Kenapa?.....
Karena menurut saya, sebagian besar yang bergabung di Komunitas TDA adalah 2 golongan, yaitu para pemula bisnis yg baru memulai bisnis nya dan orang yang belum memiliki bisnis tapi ingin memiliki bisnis. Hanya sedikit saja dari golongan yang benar2 sudah Bisnis tumbuh dan mapan atau bahasa kasarnya, ekspansi bisnis nya sudah tidak mempengaruhi sandang pangan nya.........

Bukan berarti sy ingin ikut mengatakan "hutang" dalam bisnis berusaha di hindari.....
Beberapa kali saya bertemu dgn pengusaha pemula/calon TDA sering mengatakan "Ilmu sesat" bila saya diajak diskusi soal "Kartu kredit, KTA, dan tanpa modal bangun bisnis", "beli property tanpa uang", "cash back"... etc..... mungkin yg pernah interkasi dgn saya pernah saya kata katai soal ilmu sesat ini..... :)
Tapi beberapa orang dalam diskusi tertentu, seperti dgn Pak Fauzi, Ade Aan, Kang Eddy aji dan Mas Dony Kris, saya dengan semangat ikut sharing bagaimana "mengolah uang bank" untuk meng grow bisnis,.... bahkan mengolah Kartu kredit menjadi modal murah, tanpa bunga, malah dibayari (bank maupun merchan)...

Kebetulan sy tidak berbisnis berasal dan dapat pengetahuan dari Komunitas (entah EU, TDA, dll), tapi saya yakin rata2 pengusaha dalam perjalan waktu bisnisnya menemukan cara2 mengolah "uang" ini, dan itu "mirip" dgn ilmu2 yang diajari di beberapa seminar dan pelatihan........

Intinya ingin saya sampaikan,... jika Pengusaha ibaratkan pesilat,... maka ada ilmu2 yang harus dipelajari dari sangat dasar/basic,.. kemudian bertahap menuju advance, sehingga sangat menguasai Jurus2 dari ilmu2 yang ada. Dan kemudian dia harus membuat jurusnya sendiri untuk bisa tetap tidak terkalahkan....................... Pendekar yang hebat bukan yang mengetahui banyak jurus2 yang sudah ada, tapi adalah yang memiliki jurus sendiri yang dikembangkannya, demikian juga pengusaha.

Sekali lagi, seminar atau Kegiatan TDA kali ini, sangat sangat Tepat sekali buat Komunitas TDA.
Terkait dengan "hutang" maka bisa kita ibaratkan Pisau yang sangat tajam.
Bila ditangan Balita, maka pasti pisau itu akan membahayakan dirinya, ditangan anak SD membahayakan diri dan orang sekitarnya, ditangan anak SMP/SMA dengan emosi yang labil akan mebahayakan orang sekitarnya, dan ditangan orang dewasa, Pisau menjadi sangat bermanfaat dan menjadi tools untuk mengerjakan pekerjaannya, tidak semua pekerjaan juga tapi pekerjaan2 yang membutuhkan pisau tersebut.

Sekali lagi selamat buat Kawan pengurus TDA surabaya atas inisiatif kegiatan yang sangat bagus ini.

Terakhir soal Hutang, itu juga hanya tergantung midset kita pengusaha juga. tergantung perspektive yang digunakan.
Dilevel tertentu bisa digunakan dgn sangat effektive bahkan tidak terduga2 buat kebanyakan orang yg awam.
Saya bisa memberikan sedikit ilustrasi soal "hutang", dan saya yakin Pak Happy Trenggono sudah jauh di atas level ini mengolah hutang2 nya...

1. Padangan saya, Hutang di Bank (dgn fixed bunga) bahkan tidak saya sebut Hutang, tapi penambahan "modal murah" dibanding harus menjual saham ke investor. Ini dilakukan hanya dan hanya jika, Jumlah pnjaman yang dikucurkan bisa menghasilkan "margin yang cukup". Dimana margin tersebut mampu menutupi "cicilan tetap tiap bulannya", jadi yang menutupi cicilan tetap adalah "margin" bukan dari uang pinjaman yang diangsur2 "dikembalikan ke Bank". Jika melakukan pinjaman dgn bunga fixed, dan mengangsur nya dari uang pinjaman itu sendiri (ini bahayanya ilmu property tanpa uang jika tidak memiliki usaha yg cukup kuat) maka siap siap saja anda bekerja untuk bank, dan diakhir cicilan anda akan sadar bahwa anda sedang bangkrut.....

2. Jika kita memiliki bisnis yang perputaran cash flow nya nyata, dan ada pembayaran tempo dari supplier, maka pengunaan "hutang" PRK sangat dianjurkan, dan ini sebagai buffer yang sangat effective dengan bunga yg dihitung harian dari uang yg terpakai saja,ini sangat menguntungkan bahkan bisa me-lavarage bisnis berlipat2. Ada pengusaha2 pemula yang bermain2 dgn PRK ini, dan memakai nya sebagai "Modal kerja", sekali lagi diakhir cerita mereka akan sadar bahwa hutangnya mejerat lehernya dan sesalnya berkepanjangan.....

3. Ada teknik hutang yang dimasukan lagi sebagai modal untuk hutang baru.
Bagi pengusaha perdagangan atau industri dgn supplier tetap ini biasa dilakukan (tapi sangat jarang orang yg tahu). Di beberapa perbankan ada yang namanya Hutang dgn pinjaman diberikan hingga 4x jaminan. Misal anda punya jaminan (entah aset atau deposito) sebesar 500juta, maka dgn skema ini anda didanai dgn pinajaman PRK sebesar hingga 2 Milyar. Siapa penguna hutang ini, banyakkkk!!!... pengusaha2 sakses di perdagangan dan manufakture memakai skema ini, bahkan kadang melakukan "hutang dahulu" untuk modal sebagai jaminan mendapakan suntikan pinjaman 4x tersebut. Tapi sekali lagi semua dihitung dgn sangat seksama, dan semua kewajiban2 yang muncul tidak mengurangi sedikit pun penghasilan disaat "tanpa hutang", tapi justru modal dari hutang tersebut menghasilkan penghasilan yang bisa menutupi "cicilan tetap dan bunga" sekaligus menghasilkan "margin baru".

4. Hutang kartu kredit,.... nach ini "ilmu sesat" yang paling berbahaya.
Beberapa orang yg sy teriaki ini ilmu sesat, pernah memergoki saya memili kartu kredit sedompet he he he.. ... tapi saya tetap akan katakan ke dia ini ilmu sesat........
buat rekan pebisnis yang sudah aman sandang pangannya, dan jelas perputaran uang cash flownya, sering saya ajak ber"canda" ngerjai Kartu kredit ini
Beda dgn orang yang "awam" soal dana murah dan gratis ini yang mengatakan CC cocoknya untuk konsumtive (koq buat makan ngutang, bahaya bro), maka saya akan katakan CC justru Cocok untuk "modal gratis" jangka pendek, bukan hutang, karena tidak ada bunga, tidak ada biaya, malah di beri cash back, dibayari dan dikasih bonus2.......... Ini nyata, tapi sekali lagi tidak bisa diterapkan untuk "semua umur".. :)

ini contohnya, Minggu lalu dari tgl 1 s/d 11/february,... beberap CC saya menjadi "pekerja" yang menghasilkan uang buat saya. Dgn transaksi total 140jutaan, saya di beri cash dalam bentuk voucher belanja tunai senilai Rp9juta. dan diberi cash back oleh bank2 penyelenggara CC tsb senilai 1.5% x 140jutaan atau Rp2.100.000,--............ dan barang2 yang saya beli tersebut bisa saya jual lagi dgn harga lebih mahal minimal 100rb keluar pulau dan menghasilakn margin 4.5juta. Jadi kartu2 saya tersebut dalam 10 hari bekerja menghasilkan uang untuk saya 15jutaan. Dan semua CC tersebut tidak mengenakan bunga apapun pada saya, karena langsung saya bayar lunas dgn hasil penjualan produk tersebut walau belum jatuh tempo............... so????? CC ternyata menjadi malaikat kan? :)

Karena sy memiliki network yang baik, dan "pemagang CC yang baik",.. sy sangat sering dihubungi pusat2 perbelanjaan, "dimintai tolong" belanja produk tertentu, dgn imbalan dikasih "voucher cash tunai", dan oleh bank penerbit dikasih lagi insentive sekian persen, bahkan waktu2 tertentu hingga 10%,..... masak hal seperti ini nolak? dan dsebut Hutang?........ tapi sekali lagi ini "ilmu sesat" untuk kalangan tertentu, menuntut ilmu ini harus sabar, jalannya bertahap dan harus ada yang di "siapkan dahulu".

Ini sekedar share..... tapi sekali lagi, terutama buat ummat muslim,... "tidak ada kemuliaan bagi orang yg berhutang"...... berusaha lah hidup tanpa hutang, siassati saja semua dana2 itu menjadi bukan hutang, tapi suntikan modal. Bila dana2 tersebut menjadi hutang, maka tinggalkanlah. karena tidak ada kemuliaan dalam berhutang.

wassalam
ferry koto
@surabaya

Salam sukses dunia akherat,