PAHAMI KEINGINAN ANDA DALAM BEKERJA
Pahami keinginan anda dalam bekerja terutama untuk memilih antara keinginan atau kebutuhan
Tulisan bunda Nunki Suwardi, seorang psikolog menceritakan pengalaman beliau dalam men-terapi pasiennya
Kisahnya bisa disimak di bawah ini
=================================
'ibu saya nggak mau jalan karena setiap jalan lututnya kesakitan", kata si anak klien yg menemani ibunya yg sudah lanjut usia konsultasi ke bunda.
"Sendi lututnya kenapa, Bu", tanya bunda ke klien.
"Kurang minyak kata dokter. Jadi kalau jalan seperti krek krek gak ada pelumasnya", jelas klien.
"Jadi ibu mau sendinya ada pelumas biar bisa jalan lagi gak sakit", tanya bunda. Klien mengangguk.
Lalu bunda terapi untuk instruksikan kepada sendi lutut untuk produksi minyak supaya sendi terlumasi dan si ibu bisa jalan lagi.
Beberapa hari setelah terapi bunda tanya kemajuannya. Kata anaknya masih belum bisa jalan. si anak sudah bawa cek ke dokter tapi kata dokter kondisi lututnya baik2 saja. Cuma butuh perhatian saja. Jadi bunda pesan ke anaknya supaya lebih perhatian ke ibunya.
Sebulan lebih berlalu. Kemarin bunda kaget dapat kabar dari anaknya, lutut si ibu bengkak. Kok? Iya, lutut si ibu menghasilkan minyak sangat banyak sampai bengkak dan harus disedot.
Bunda tepok jidat, subhanallah. Jangan2... karena si ibu sudah berusia lanjut malas jalan. Maunya di rumah saja. Atau karena sudah lumpuh lama jadi kebiasaan malas atau takut jalan. Atau sebab lain, ingin diperhatikan anaknya. Wallahu alam.Tapi dari kasus itu bunda jadi belajar hati2 memprogram atau menginformasikan sesuatu pada tubuh. Maunya healer kan bantu kesembuhan pasien. Agar pasien bisa happy jalan lagi. Tapi belum tentu itu yg dibutuhkan pasien. Harusnya dieksplorasi lebih lanjut lagi, jika minyak lututnya sudah ada apakah si klien komitmen mau jalan? Sebab jika klien tipe malas jalan maka lutut akan berpikir minyaknya masih kurang. Jadi si lutut akan terus menerus memproduksi minyak sehingga akhirnya kelebihan.
Atau bisa juga ibunya sengaja sakit biar diperhatikan terus oleh anaknya.
Subhanallah. Ternyata banyak sekali faktor di balik kesembuhan.
Jadi intinya perbanyak dialog agar healer paham kebutuhan esensial klien. Bukan sekedar dengar keluhan klien lalu langsung diterapi sesuai maunya klien. Padahal belum tentu itu kebutuhannya.
Kasus ini bunda share untuk pembelajaran kita bersama. Jika menghadapi keluhan klien, tidak selamanya keluhan itu diberikan solusi sesuai maunya klien. Bisa jadi ada esensi lain yg lebih dibutuhkan klien. Ingin vs butuh berbeda.
Termasuk anda yg bukan healer, silahkan refleksi jika ada masalah, apa benar solusi yang anda sering doakan itu hanya keinginan anda atau sesuatu kebutuhan. Karena ingin dan butuh itu adalah dua hal yg berbeda.
Selamat membuat resolusi terbaik di tahun 2023.
Salam sayang,
Bunda nunki