Jangan jadikan buah hati kita "anak yatim"

Berangkat kerja pagi-pagi sambil menyapa ayam jago yang selalu siaga membangunkan orang tidur dan pulang malam sambil berjibaku dengan kemacetan adalah hal rutin yang sering terjadi di kota metropolitan

Berangkat dalam kondisi si buah hati yang sedang lelap tertidur dan pulangnya tidak sempat melihat keceriaan si buah hati yang sudah mulai tumbuh dewasa dengan segala macam problematikanya juga sudah menjadi ritual yang tiada henti

Sebuah rutinitas yang tidak semua orang mampu menghadapinya, hanya orang-orang "pilihanlah" yang selalu dengan "riang gembira" menghadapinya

Setelah lelah mencari rejeki setiap hari senin - jumat, di hari sabtu minggu-pun masih berupaya mendapatkan tambahan beberapa perak dengan alasan untuk memberi kasih sayang kepada keluarga

Lalu kapan waktu untuk bersama dengan keluarga..??

Kapan bisa meluangkan waktu mendengar celoteh si buah hati sepulang sekolah..??

Kapan bisa mengantar putra/i kita berangkat sekolah di pagi hari yang sering kali diselingi "pertengkaran kecil" karena susah untuk membangunkan..??

Kapan terakhir kali memeluk si buah hati sewaktu mereka menangis karena jatuh dari sepeda..??

Kapan terakhir kali bermain bola di tengah hujan lebat bersama si buah hati..??

Jangan sampai Yang Maha Kuasa "memaksakan" kehendakNYA dengan cara memberikan nikmat sakit kepada si buah hati agar kita bisa lebih lama berduaan

Jangan sampai Yang Maha Kuasa "memaksa" kita untuk berhenti sejenak dengan cara memberi sebuah berita tentang narkoba yang dialami oleh putra/i kita yang beranjak remaja

Waktu selalu berjalan tanpa pernah bisa dihentikan dan penyesalan selalu tiada guna

Manfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan keluarga, jangan jadikan anak kita "yatim" di rumah sendiri

Salam sukses dunia akherat,