Seberkas sinar di ujung lorong gelap

 

[caption id="attachment_1327" align="alignleft" width="259" caption="halaman depan yang terbuka penyebab banjir"][/caption]

Masih ingat kisah tentang pak toni si tukang ngamen dari Bekasi Timur yang mempunyai sekolah dengan 200-an siswa...?? kalau belum silahkan klik disini untuk penyegaran pikiran.

Lokasi alamat sekolah ini ada di Bekasi Timur di belakang pabrik Sami asih dan BTC (Bekasi Trade Canter).

Keluar pintol tol bekasi timur langsung belok kiri dan di perempatan lampu merah langsung belok kanan. Dari situ sekitar 500 m belok kiri di sebelah pabrik Sami Asih. Lokasinya masuk di daerah Tambun tetapi lebih dekat ke Bekasi Timur.

Hari ini, hari sabtu tanggal 9-oktober-2010, pak toni secara khusus diundang oleh seorang dermawan untuk main di tempat acara halal bi halal mereka sambil mendapatkan sedikit bantuan. Dermawan tersebut bernama bu hani yang mengetahui sepak terjang pak toni setelah membaca artikel di blog (terima kasih bu, semoga segala amalannya segera digantikan oleh Yang Maha Kuasa dengan berlipat ganda, amin)

 

[caption id="attachment_1328" align="alignleft" width="288" caption="atap yang bocor hampir di semua kelas"][/caption]

Di acara halal bi halal TDA Pusat, pak toni juga mendapatkan sedikit bantuan dari kawan-kawan TDA (Tangan Di Atas) berupa uang yang bisa segera  disalurkan untuk kemajuan sekolahnya walaupun ini sifatnya hanyalah sementara.

Selain berupa uang, sekolah pak toni juga mendapat respon bagus dari kawan-kawan TDA yang memang "spesialis" di bidang sosial. Semoga semua langkah-langkah untuk menuju perbaikan selalu dimudahkan oleh Yang Maha Kuasa, amin.

Dibalik itu semua, ada kisah sedih satu hari sebelumnya, satu hari sebelum pak toni harus berangkat ngamen di pejaten di tempat bu hani.

Pak toni cerita sama saya melalui telepon bahwa hari itu dia cuma dapat 17,000 setelah ngamen seharian dan saya telpon dia itu pada pukul 21.00.

 

[caption id="attachment_1329" align="alignleft" width="288" caption="pintu kelas yang harus hati-hati untuk membukanya biar tidak tambah rusak"][/caption]

pak toni bingung bagaimana kelanjutannya ya...?? padahal dia setiap hari harus selalu bawa makan malam untuk keluarga di rumah yang setia menunggu dengan perut lapar apalagi ibu omah, istri pak toni yang seharian harus ngurus siswa didiknya.

Dan uang hasil ngamen inipun masih harus dibagi untuk biaya operasional sekolahnya jadi dengan uang 17,000 bisa jadi apa...?? pertanyaan berat yang harus dijawab tetapi ringan jika ada yang bisa membantu.

Dan Alhamdullilah..... setelah berkoordinasi dengan mbak ady SEBUAI dan bu hani untuk keberangkatan esok hari, akhirnya ditemukanlah jalan keluarnya setelah muncul seorang donatur yang bersedia membantu.

Sore tadi saya telpon pak toni disela-seal acara HBH TDA untuk sekedar menanyakan kabar di pejaten dan terdengar nada bahagia dari seberang sana. Pak toni merasa mendapat "beberapa sahabat" yang rela berbagi dengan dia, sedikit beban hidup bisa terlewati walaupun hanya sementara.

Semoga beban kehidupan dan setiap permasalahan yang muncul bisa dijadikan sebagai penguat untuk melangkah ke depan menyongsong hari esok yang lebih baik, AMIN

Salam sukses dunia akherat,