Makan api demi sesuap nasi
[caption id="attachment_1427" align="alignleft" width="225" caption="haaap.... aem, nyam nyam nyam nyam....."][/caption]
Sewaktu jalan-jalan ke Kampoeng Cina di Kota Wisata bogor, saya melihat serombongan orang yang memainkan alat musik dengan suara yang sangat berisik.
Terlihat seperti sekumpulan keluarga lengkap beserta beberapa pemuda yang memainkan kesenian reog.
Pada suatu adegan, ada anak kecil yang diikat dijadikan pocong kemudian dimasukkan kedalam sebuah tenda dan tidak sampai 5 menit si anak tersebut sudah bisa lolos dari ikatan dan bisa bermain lagi seperti semula.
Ada juga beberapa anak muda yang dengan tingkah anehnya minum minyak tanah lalu di sembur-sembur ke udara. Saya jadi kepikiran seperti ngelihat NAGA ngamuk aja....
Suara pecut berbunyi ganti-gantian dan sesekali me-mecutin beberapa anak muda yang disitu sambil ngelontarin lelucon yang "menurut" saya tidak lucu.
[caption id="attachment_1428" align="alignleft" width="225" caption="wuuuuussssss........."][/caption]
Kesenian ini sangat menarik sekali dan sewaktu saya masih di surabaya, saya paling seneng kalau ngelihat hiburan reog apalagi kalau ditambahin dengan adegan orang kesurupan dan harus makan beling atau rumput, hiiiii...... ditanggung sereeem
Di sela-sela pertunjukan ada seorang bocah yang ngiderin kaleng kosong untuk minta sumbangan. Saya lalu berpikir, kenapa mereka harus ngiderin kaleng kosong hanya demi uang sekedarnya ya..... padahal kalau mereka mau menggunakan cara-cara pemasaran pasti dijamin mereka akan dapat lebih banyak lagi.
Soal skill mereka tidak kalah kalau dibandingkan dengan Limbad "the master" tetapi yang membedakan antara Limbad dan mereka adalah soal kemasannya... soal entertainnya.
[caption id="attachment_1429" align="alignleft" width="225" caption="di pocong, di iket, di masukkan tenda dan ........... langsung lepas"][/caption]
Sebetulnya kalau mereka bener-bener mau meningkatkan taraf hidupnya maka mereka harus bergaul dengan orang yang levelnya diatas mereka baik itu level keuangan, pendidikan, relasi, dll.
Semoga saja kesenian tradisional kita bisa bertahan dan bisa memberikan nafkah yang sangat banyak untuk para pemainnya....... AMIN
Salam sukses dunia akherat,
Sewaktu jalan-jalan ke Kampoeng Cina di Kota Wisata bogor, saya melihat serombongan orang yang memainkan alat musik dengan suara yang sangat berisik.
Terlihat seperti sekumpulan keluarga lengkap beserta beberapa pemuda yang memainkan kesenian reog.
Pada suatu adegan, ada anak kecil yang diikat dijadikan pocong kemudian dimasukkan kedalam sebuah tenda dan tidak sampai 5 menit si anak tersebut sudah bisa lolos dari ikatan dan bisa bermain lagi seperti semula.
Ada juga beberapa anak muda yang dengan tingkah anehnya minum minyak tanah lalu di sembur-sembur ke udara. Saya jadi kepikiran seperti ngelihat NAGA ngamuk aja....
Suara pecut berbunyi ganti-gantian dan sesekali me-mecutin beberapa anak muda yang disitu sambil ngelontarin lelucon yang "menurut" saya tidak lucu.
[caption id="attachment_1428" align="alignleft" width="225" caption="wuuuuussssss........."][/caption]
Kesenian ini sangat menarik sekali dan sewaktu saya masih di surabaya, saya paling seneng kalau ngelihat hiburan reog apalagi kalau ditambahin dengan adegan orang kesurupan dan harus makan beling atau rumput, hiiiii...... ditanggung sereeem
Di sela-sela pertunjukan ada seorang bocah yang ngiderin kaleng kosong untuk minta sumbangan. Saya lalu berpikir, kenapa mereka harus ngiderin kaleng kosong hanya demi uang sekedarnya ya..... padahal kalau mereka mau menggunakan cara-cara pemasaran pasti dijamin mereka akan dapat lebih banyak lagi.
Soal skill mereka tidak kalah kalau dibandingkan dengan Limbad "the master" tetapi yang membedakan antara Limbad dan mereka adalah soal kemasannya... soal entertainnya.
[caption id="attachment_1429" align="alignleft" width="225" caption="di pocong, di iket, di masukkan tenda dan ........... langsung lepas"][/caption]
Sebetulnya kalau mereka bener-bener mau meningkatkan taraf hidupnya maka mereka harus bergaul dengan orang yang levelnya diatas mereka baik itu level keuangan, pendidikan, relasi, dll.
Semoga saja kesenian tradisional kita bisa bertahan dan bisa memberikan nafkah yang sangat banyak untuk para pemainnya....... AMIN
Salam sukses dunia akherat,