Toilet masjid agung Demak kalah sama toilet SPBU - Tour De Java part 10

Perjalanan terakhir untuk balik ke Bekasi di mulai pada pukul 6 pagi tanggal 30-oktober. Sengaja saya pilih tanggal segini biar tidak mengalami kemacetan di jalan dan juga saya bisa lebih panjang untuk bersilaturahmi dengan kerabat di Surabaya.

Sepanjang perjalanan lancar hampir tidak ada hambatan berarti, jalan-jalan rata-rata sudah di aspal dan mobil bisa menambah kecepatan dengan nyaman. Garis marka jalan juga kelihatan hanya saja hal-hal seperti ini malahan membuat beberapa pengemudi melakukan hal gila-gilaan dan biasanya yang sering melakukan hal ini adalah bis luar kota yang sering mengambil jalur seenaknya tanpa perduli keselamatan orang lain apalagi kalau lawannya sepeda motor pasti dari kejauhan bis sudah teriak-teriak pakai klakson sambil menyalakan lampu dim... harus ekstra waspada.

Sepanjang perjalanan saya sangat menikmati, saya jarang ngebut karena setiap kali ada yang menarik selalu saya potret atau saya baca . Biasanya dari hal-hal tersebut selalu timbul inspirasi.

[caption id="attachment_461" align="aligncenter" width="600" caption="Depan masjid agung Demak"]Depan masjid agung Demak[/caption]

Di perjalanan kami mampir ke masjid agung Demak, sebuah masjid yang terkenal sejak jaman wali songo. Saya sering melakukan kunjungan ke tempat-tempat terkenal sekalian untuk memperkenalkan Galih kepada dunia nyata bukannya hanya berdasarkan pada buku. Di masjid ini kita bisa melihat secara langsung 4 tiang penyangga masjid yang besar peninggalan Wali Songo. Bisa melihat secara langsung kemegahan masjid yang sangat populer di segala penjuru nusantara.

Hanya saja sangat disayangkan, mesjid ini kurang terawat terutama di tempat wudhu wanita dan tempat sholat wanita. Istri saya yang sholat disitu melihat tempatnya sangat jorok sekali. Saya sendiripun sewaktu wudhu di tempat pria juga mencium bau kencing, entah darimana asalnya. Apakah tidak ada dana untuk mengelola mesjid yang luasnya cuma beberapa meter itu...??? apakah tidak punya kemampuan untuk mengelola mesjid ini agar bisa dijadikan tempat wisata religi..??

Di tempat lain, di suatu tempat di kota Tegal, ada sebuah SPBU yang diberi nama SPBU MURI karena berhasil mendapatkan sertifikat MURI yang terpilih sebagai SPBU dengan 67 toilet bersih. SPBU ini langganan saya setiap kali saya lewat pantura. SPBU ini sangat nyaman dan lengkap. Ada musholla yang bersih dan dingin, tempat santai dengan beberapa kursi, toilet yang baunya harum dan kering, ada tempat pijat, ada tempat bermain anak, ada cafe. Semuanya tersedia dalam kondisi bersih dan kering.

Apakah mesjid sekelas Masjid Agung Demak harus terkalahkan kebersihannya oleh sebuah SPBU..??? Apakah pantas mesjid agung Demak yang menjadi saksi sejarah tersebarnya agama islam di nusantara ini harus mendapatkan MURI sebagai mesjid dengan toilet TERJOROK..?? Semoga pihak yang berwenang segera mengambil langkah-langkah untuk perbaikan mesjid yang sangat kita cintai ini.

Kembali ke perjalanan tour saya, yang sangat menarik perhatian selama perjalanan adalah tumbuhnya pedagang-pedagang kecil sepanjang perjalanan yang tentu saja bisa membangkitkan perekonomian masyarakat lokal. Di kota Pekalongan, toko batik ada dimana-mana. Kota Tegal juga sudah ada mall besar sebagai pertanda tumbuhnya perekonomian. Di kota Batang ada banyak warung yang berjejer berdekatan tanpa takut tersaingi.

Tetapi ada 1 hal yangmembuat saya resah yaitu mengenai makin menjamurnya Indomaret dan Alfamart. Sepanjang saya memandang selalu ada 2 toko ini dimana-mana dan bahkan ada yang sampai buka 24 jam. Benak saya berpikir... bagaimana ya nasib pedagang kecil, apa mereka sanggup bersaing dengan mereka..?? Jika ini dibiarkan terus tanpa ada regulasi yang membatasi pertumbuhan maka saya yakin dalam waktu paling lama 5 tahun akan banyak warung-warung dan pasar tradisional yang tutup karena semakin agresifnya mereka.

Biasanya jika 1 buah supermarket sudah muncul maka tidak menutup kemungkinan akan muncul raksasa lainnya sekelas GIANT, Carefour, Naga atau raksasa lainnya yang akan mencaplok pedagang kecil.

Untuk mengatasi permasalahan ini maka mau tidak mau harus ada kerjasama antara sesama pedagang lokal. Mereka harus bersatu padu menemukan sebuah terobosan yang disesuaikan dengan permasalahan lokal. Berat memang tetapi bukannya tidak mungkin, saya sudah mencoba hal seperti ini di Cikarang Barat dengan membuka toko UBCimart yang terdiri dari perkumpulan beberapa orang, mirip seperti koperasi. Harus dicoba dan saya yakin BISA....

Saking asyiknya mampir-mampir maka perjalanan Surabaya Bekasi saya tempuh dalam waktu 24 jam, berangkat jam 6 pagi dan sampainya juga jam 6 pagi hari berikutnya. Capek memang tapi yang penting saya sekeluarga sudah puas jalan-jalan.  Ini adalah salah satu hal yang membuat saya selalu tertarik dengan wirausaha dan selalu menganjurkan semua orang untuk berwirausaha, kenapa... sebab dengan berwirausaha maka kita akan lebih mempunyai kebebasan untuk mengatur jadwal, kita mempunyai lebih banyak waktu untuk keluarga dan orang lain dan yang lebih penting lagi adalah kita bisa lebih maksimal memanfaatkan waktu liburan yang sama maksimalnya dengan kita memanfaatkan waktu untuk bekerja.

Salam sukses dunia akherat,

* Dengan selesainya seri 10 ini maka Tour De Java juga sudah berakhir.

http://rawiwahyudiono.wordpress.com/2009/09/29/pelajaran-dari-gunung-bromo-tour-de-java-part-9/