Pesaing Ingin Meniru Kompasiana


Tanggal 22-Oktober adalah hari yang bersejarah buat Kompasiana yang akan ber-ulang tahun untuk pertama kalinya, sebuah umur yang “belum ada apa-apanya” karena memang masih “kecil banget”. Tetapi Kompasiana ini kecil-kecil cabe rawit, kenapa…?? karena di Kompasiana sudah ada beberapa public figure yang bergabung didalamnya dan mereka itu bukan “pemain kemarin sore” sebut saja pak Chappy Hakim, pak Prayitno Ramelan, Hermawan Kartajaya, Kafi Kurnia, dll yang akan memenuhi tulisan ini jika disebutkan satu-persatu.






Ada satu hal yang bisa dicermati atau diwaspadai dengan keberadaan Kompasiana ini yaitu dengan munculnya pesaing dari media lain. Secara langsung atau tidak langsung media lain akan melirik, melihat, mempelajari sistem yang ada dan akan diterapkan di media-nya dengan beberapa modifikasi.

Kenapa media lain harus susah payah men-nyontek Kompasiana..?? dari pandangan saya yang memposisikan sebagai pesaing, saya harus bisa “merebut” hati kompasianer yang selalu posting di Kompasiana karena jika saya bisa merebut hati mereka maka bisa secara otomatis loyalitas terhadap produk lainnya akan lebih gampang terjalin.

Misal posisi saya ada di suatu group besar yang mempunyai beberapa media seperti koran cetak, internet, televisi, radio atau lainnya. Dengan bisa merebut hati postinger komunitas lain lalu saya bisa mengumpulkan mereka secara reguler dalam satu tempat maka akan dengan mudah saya “menjual” produk lainnya.

Cara jualan yang sering saya terapkan salah satunya adalah dengan mengumpulkan pembeli dalam satu tempat lalu menjual produk-nya secara bersama-sama. Cara ini juga digunakan oleh Tung Desem Waringin yang sering memberikan harga murah atau bahkan garatis untuk menarik peserta seminar dan didalam seminar tersebut akan digunakan trik-trik penjualan agar semua peserta bisa membeli produk yang ditawarkan.

Kompasiana mungkin bukan bisnis oriented tetapi dalam kacamata owner atau pemilik, Kompasiana bisa menjadi semacam kendaraan untuk mendapatkan profit yang lebih tinggi.

Bagaimana caranya agar bisa tetap bernafas dalam persaingan..?? bagaimana caranya agar bisa tetap “kelihatan” dalam persaingan media..?? saya selalu senang memberikan contoh seperti begini, jika kita ada di dalam ribuan manusia dengan maksud dan tujuan yang sama maka cara untuk menarik perhatian orang lain adalah dengan cara….. “BERDIRI DI DEPAN SAMBIL NAIK MEJA LALU BUKA BAJU SAMPAI TELANJANG DAN TERIAK….. INILAH SAYA” maka ditanggung mata semua peserta pasti melihat, gak bakalan tidak ada yang tidak melihat. Artinya apa… Kompasiana harus berpikir Out of The Box, berpikir yang aneh, melakukan tindakan yang aneh dan hal ini sudah dilakukan dengan melakukan perubahan tampilan design walaupun masih “anak bawang”

Biasanya konsumen yang sudah matang tidak terlalu memikirkan materi walaupun sebetulnya butuh tetapi yang dibutuhkan adalah kebebasan. Permudah ruang gerak kompasianer, beri ruang-ruang terbuka agar masing-masing postinger bisa berdiri didepan sambil telanjang. Buat saya pribadi setelah melihat tampilan ini maka saya lebih bersemangat untuk menulis sebab lebih banyak informasi yang mudah saya dapatkan dan mempermudah saya untuk teriak bahwa diri saya ini ada.

Selamat ulang tahun Kompasiana dan selalu tengok kanan kiri depan belakang agar selalu bisa baca situasi

Salam sukses dunia akherat,