TDA, EU, Blogger, apa bedanya...???
Saya banyak terlibat aktif di beberapa komunitas mulai dari komunitas di Cikarang yang bernama Cimart, komunitas Blogger Bekasi yang akan launching pada tanggal 17-Oktober, komunitas TDA "Tangan Di Atas" yang di komunitas ini saya menjadi pengurus untuk wilayah Bekasi, dan komunitas Property Plus yang terdiri dari sekumpulan orang-orang Enterpreneur University atau EU yang berencana untuk mendirikan sebuah perusahaan Developer yang bermimpi mempunyai stok property sebesar Rp. 1T pada tahun 2011. Masing-masing komunitas ini mempunyai ciri yang berbeda-beda.
Dalam hal ini yang akan saya tuliskan adalah soal perasaan yang saya rasakan antara komunitas di Property Plus yang dominan orang-orang EU dan komunitas TDA.
Di Property Plus seperti yang pernah saya tuliskan pada postingan disini, mereka memang rata-rata "tidak punya otak", action duluan, ngomong duluan, daftar duluan, urusan belakangan dan saya tertular juga dengan sikap seperti ini yang saya anggap menarik. Tanpa banyak pikir langsung saya bayar 2.500.000 tanpa saya perlu tahu materi workshop-nya seperti apa cukup berpatokan sama siapa saja orang yang datang. Saya berprinsip bahwa kalau mereka yang sudah hebat-hebat mau datang...., kenapa saya tidak datang, saya harus kumpul dengan orang-orang hebat biar ikut ketularan hebat, saya harus kumpul dengan orang-orang property biar saya juga punya property dan apa hasilnya.... dalam 3 bulan kedepan saya akan membangun beberapa komplek perumahan bersama kawan-kawan Property Plus jadi keikutsertaan saya itu tidaklah rugi.
Di TDA, yang saya rasakan adalah, kawan-kawan terlalu banyak berpikir untuk action, terlalu banyak mendahulukan kepentingan pribadi daripada komunitas. Seandainya komunitas TDA ini bisa "hidup" saya yakin pasti bisa melebihi apa yang dilakukan oleh kawan-kawan EU. Setiap kali ada acara atau sebuah momen untuk bertemu, biasanya di TDA itu harus ada yang "full" ngomporin biar acaranya jadi ramai. Ini kenyataan karena saya terlibat di semua kegiatan TDA Bekasi mulai dari pembentukan sampai acara Halal Bi Halal besok tanggal 17 di Taman Resto.
Saya sebetulnya malu dengan kawan-kawan di Blogger Bekasi, mereka merencanakan untuk membuat acara yang bertemakan City Tour yaitu berkunjung ke tempat-tempat yang menarik di Bekasi dan juga kawan-kawan Blogger Bekasi akan membuat sebuah majalah gratis buat warga Bekasi dan sekitarnya. Kawan-kawan Blogger Bekasi akan berbuat banyak buat masyarakat Bekasi padahal mereke semua itu tidak mempunyai background wirausaha.
TDA Bekasi jangan sampai kalah dalam hal action walaupun itu actionnya cuma ngobrol-ngobrol, sudah banyak saya dengar komentar bahwa di TDA itu hanya kuat di milis tetapi tidak kuat di silaturahmi. Di EU dan Blogger setiap ada acara mereka selalu ramai, banyak yang datang dan yang datang itu bukanlah pebisnis kemarin sore, mereka yang datang itu adalah mereka yang mempunyai asset ratusan juta. Di acara Blogger Bekasi besok tanggal 17 yang datang juga bukan para blogger kemarin sore, mereka yang datang adalah blogger nasional, jurnalis nasional bahkan rencananya dari Yahoo Indonesia yang diwakili oleh mas Budi Putra juga akan datang. Jadi apakah kita masih harus berpikir ulang untuk menghadiri setiap kegiatan komunitas yang dihadiri oleh orang-orang hebat ini...???
Bagaimana dengan anda...???
Salam sukses dunia akherat,
Dalam hal ini yang akan saya tuliskan adalah soal perasaan yang saya rasakan antara komunitas di Property Plus yang dominan orang-orang EU dan komunitas TDA.
Di Property Plus seperti yang pernah saya tuliskan pada postingan disini, mereka memang rata-rata "tidak punya otak", action duluan, ngomong duluan, daftar duluan, urusan belakangan dan saya tertular juga dengan sikap seperti ini yang saya anggap menarik. Tanpa banyak pikir langsung saya bayar 2.500.000 tanpa saya perlu tahu materi workshop-nya seperti apa cukup berpatokan sama siapa saja orang yang datang. Saya berprinsip bahwa kalau mereka yang sudah hebat-hebat mau datang...., kenapa saya tidak datang, saya harus kumpul dengan orang-orang hebat biar ikut ketularan hebat, saya harus kumpul dengan orang-orang property biar saya juga punya property dan apa hasilnya.... dalam 3 bulan kedepan saya akan membangun beberapa komplek perumahan bersama kawan-kawan Property Plus jadi keikutsertaan saya itu tidaklah rugi.
Di TDA, yang saya rasakan adalah, kawan-kawan terlalu banyak berpikir untuk action, terlalu banyak mendahulukan kepentingan pribadi daripada komunitas. Seandainya komunitas TDA ini bisa "hidup" saya yakin pasti bisa melebihi apa yang dilakukan oleh kawan-kawan EU. Setiap kali ada acara atau sebuah momen untuk bertemu, biasanya di TDA itu harus ada yang "full" ngomporin biar acaranya jadi ramai. Ini kenyataan karena saya terlibat di semua kegiatan TDA Bekasi mulai dari pembentukan sampai acara Halal Bi Halal besok tanggal 17 di Taman Resto.
Saya sebetulnya malu dengan kawan-kawan di Blogger Bekasi, mereka merencanakan untuk membuat acara yang bertemakan City Tour yaitu berkunjung ke tempat-tempat yang menarik di Bekasi dan juga kawan-kawan Blogger Bekasi akan membuat sebuah majalah gratis buat warga Bekasi dan sekitarnya. Kawan-kawan Blogger Bekasi akan berbuat banyak buat masyarakat Bekasi padahal mereke semua itu tidak mempunyai background wirausaha.
TDA Bekasi jangan sampai kalah dalam hal action walaupun itu actionnya cuma ngobrol-ngobrol, sudah banyak saya dengar komentar bahwa di TDA itu hanya kuat di milis tetapi tidak kuat di silaturahmi. Di EU dan Blogger setiap ada acara mereka selalu ramai, banyak yang datang dan yang datang itu bukanlah pebisnis kemarin sore, mereka yang datang itu adalah mereka yang mempunyai asset ratusan juta. Di acara Blogger Bekasi besok tanggal 17 yang datang juga bukan para blogger kemarin sore, mereka yang datang adalah blogger nasional, jurnalis nasional bahkan rencananya dari Yahoo Indonesia yang diwakili oleh mas Budi Putra juga akan datang. Jadi apakah kita masih harus berpikir ulang untuk menghadiri setiap kegiatan komunitas yang dihadiri oleh orang-orang hebat ini...???
Bagaimana dengan anda...???
Salam sukses dunia akherat,