Kekawatiran Galih
Sehabis diperiksa di mantri sunat yang lalu dilanjutkan perjalanan ke dokter, saya sudah bisa menangkap getar-getar kekawatiran (baca: takut). Sewaktu saya diskusi dengan mama-nya, galih nempel terus padahal saya sudah berusaha menghindar, kayaknya dia pengin denger lagi ngomong apa.
Hal yang paling sulit itu sewaktu mau ngomongin rencana sunat yang tidak jadi dilaksanakan hari minggu dengan alasan harus operasi. Sempat saya berpikir lama, harus ngomong apa ya..??? Saya sendiri juga sedang bingung, saya masih kaget kenapa harus ada kata-kata operasi.
Saya bilang sama galih begini…
“galih, sunatnya nggak jadi minggu tapi senin ya..!!” kataku
“kenapa yah..??”
“dokternya nggak bisa minggu, dokternya harus ke Jakarta dulu mau kerja,” sambil berat ngucapinnya
Muka sudah berubah, ada perasaan curiga dari galih
“galih, besok waktu sunat, galih bobok kayak tadi ya.. terus mulutnya ditutup habis itu galih bobok lagi ya,” kataku sambil njelasin bahwa besuk itu harus dibius.
“ kenapa bobok yah..?”
“ ya memang harus begitu kalau disunat”, kataku
Dilain waktu ada juga pembicaraan lain…
“yah disunat sakit nggak..??” Tanya galih
“nggak sakit, semua anak laki harus sunat, ayah sunat, aa piki sunat, uwak aki semuanya sunat. Kalau sunat sakit, ayah juga nggak mau sunat..” kataku
“galih inget nggak waktu disuntik lengannya di sekolah, sakit nggak..?? kataku lagi
“nggak..”
“ya seperti itu, kalau di tangan aja nggak sakit berarti besuk sunatnya juga nggak sakit,” kataku
“sunat itu diapain sih yah..??”
Mampus dah gua… gimana jawabnya biar nggak takut. Kalau ada kata-kata disuntik terus dipotong pasti tambah takut.
“galih, sunat itu burungnya dirapiin biar bagus,” kataku dan untungnya galih gak nanya lagi, coba kalau nanya lagi seperti ini, “rapinya seperti apa yah..??”, mau jawab apa coba….
Sebelum tidur galih sudah di kasih tahu bahwa besuk waktu bangun tidur tidak boleh minum karena mau disunat dan sebagai rasa solidaritas maka saya juga harus puasa, biar ikutan tenang.
Sekarang galih sudah tidur, dan semoga esok hari segala sesuatunya bisa berjalan dengan lancar
salam sukses dunia akherat,
Hal yang paling sulit itu sewaktu mau ngomongin rencana sunat yang tidak jadi dilaksanakan hari minggu dengan alasan harus operasi. Sempat saya berpikir lama, harus ngomong apa ya..??? Saya sendiri juga sedang bingung, saya masih kaget kenapa harus ada kata-kata operasi.
Saya bilang sama galih begini…
“galih, sunatnya nggak jadi minggu tapi senin ya..!!” kataku
“kenapa yah..??”
“dokternya nggak bisa minggu, dokternya harus ke Jakarta dulu mau kerja,” sambil berat ngucapinnya
Muka sudah berubah, ada perasaan curiga dari galih
“galih, besok waktu sunat, galih bobok kayak tadi ya.. terus mulutnya ditutup habis itu galih bobok lagi ya,” kataku sambil njelasin bahwa besuk itu harus dibius.
“ kenapa bobok yah..?”
“ ya memang harus begitu kalau disunat”, kataku
Dilain waktu ada juga pembicaraan lain…
“yah disunat sakit nggak..??” Tanya galih
“nggak sakit, semua anak laki harus sunat, ayah sunat, aa piki sunat, uwak aki semuanya sunat. Kalau sunat sakit, ayah juga nggak mau sunat..” kataku
“galih inget nggak waktu disuntik lengannya di sekolah, sakit nggak..?? kataku lagi
“nggak..”
“ya seperti itu, kalau di tangan aja nggak sakit berarti besuk sunatnya juga nggak sakit,” kataku
“sunat itu diapain sih yah..??”
Mampus dah gua… gimana jawabnya biar nggak takut. Kalau ada kata-kata disuntik terus dipotong pasti tambah takut.
“galih, sunat itu burungnya dirapiin biar bagus,” kataku dan untungnya galih gak nanya lagi, coba kalau nanya lagi seperti ini, “rapinya seperti apa yah..??”, mau jawab apa coba….
Sebelum tidur galih sudah di kasih tahu bahwa besuk waktu bangun tidur tidak boleh minum karena mau disunat dan sebagai rasa solidaritas maka saya juga harus puasa, biar ikutan tenang.
Sekarang galih sudah tidur, dan semoga esok hari segala sesuatunya bisa berjalan dengan lancar
salam sukses dunia akherat,