Sunatnya harus di operasi, WHAT..!!!???
Seharusnya tanggal 27-Desember-2009 galih disunat, semua acara selametan juga sudah dipersiapkan untuk diadakan pada sore harinya tetapi apa daya Tuhan berkehendak lain. Acara sunatannya harus diundur pada hari senin 28-desember-2009 dan acara selametan tetap pada tanggal 27-desember tetapi dengan tema yang diubah yaitu mohon doa untuk keselamatan sunatan galih.
Mengapa begitu..?? begini ceritanya. Pada tanggal 26-desember, galih harus ke klinik khitan Budi Mulya untuk periksa awal ke mantri yang akan nyunat esok hari. Lokasi mantri ini ada di tengah perkampungan dengan tempat praktek yang megah dan luas. Banyak sekali pasiennya yang akan disunat bahkan di tempat itu saya melihat sendiri ada anak kecil yang diantar sama keluarga besar, masuk ke kamar praktek berdua bersama mantri-nya dan tak lama kemudian keluar sendiri sambil bilang kalau sudah disunat.
Di tempat ini, galih diperiksa dulu. Saya merasakan ada getaran kecemasan sewaktu galih disuruh tidur di kamar periksa. Saya mendampingi di sampingnya berdua dengan kakeknya. Sewaktu “burungnya” diperiksa sama dokter, galih ketawa dan langsung nangis….. “waaahh bisa gawat,” dalam hatiku. Burung yang seharusnya ada di tempatnya ternyata langsung masuk kedalam… menghilang...!!!??? Saya sendiri juga bingung kenapa bisa begini..???
Untuk beberapa saat dokternya diam sambil mikir dan…. “pak saya tidak berani menangani disini”, katanya.
“Kenapa dok..??” tanyaku
“anak ini ogohan (manja), sewaktu burungnya dipegang aja langsung burungnya masuk kedalam. Saya tidak punya alat untuk penjepitnya pak, saya takut nanti salah motong sebab untuk motong itu sudah ada patokannya,” kata dokter.
“sekarang bapak lihat aja, dia sudah bisa ketawa-ketawa dan burungnya sekarang sudah ada lagi (tadi sempat dilihat sebentar sebelum memakai celana). Biasanya kalau begini besok pas disuntik anaknya jadi stress dan burungnya hilang lagi”.
“saya rekomendasi ke RSU Permata Bunda, disana ada alatnya lengkap dan jika memang diperlukan harus di bius maka disana juga ada dokter ahlinya. Saya berikan surat rekomendasi dari sini untuk tindakan disana,” kata dokter melanjutkan.
Singkat cerita akhirnya kami ber-empat (saya, kakek, galih dan ponakan) berangkat ke RS Permata Bunda untuk periksa. Sesampai disana kami disuruh menunggu sebentar karena memang sudah mendekati waktu sholat maghrib. Selepas maghrib, dokternya datang yang ternyata diakhir pembicaraan saya baru tahu kalau dokter ini adalah dokter spesialis bedah.
Seperti langkah awal di tempat mantri tadi, galih disuruh tidur dan burungnya diperiksa. Untuk saat ini burungnya tidak masuk lagi dan perasaan cemas sudah mulai hilang walaupun masih terasa sedikit. Selesai periksa lalu dokter menyarankan untuk dilakukan operasi kecil. Dengar kata operasi langsung pikiran dan hati saya tidak karu-karuan, sudah terbayang di mata saya itu ada selang pernapasan, jarum suntik, obat, bius, dan macem-macem perasaan. Dokter menyarankan ini dengan pertimbangan sama seperti bapak mantri tadi jadi untuk lebih amannya harus dibius dan itupun kalau dipaksa dilakukan hari minggu 27-desember maka dokternya tidak akan bisa nungguin karena sudah ada jadwal ke Jakarta. Kalau mau bisa hari senin pagi jam 8 dan dokternya bisa nungguin seharian buat jaga-jaga jika terjadi sesuatu.
Pikiran melayang kemana-mana membayangkan kata-kata OPERASI.... kacau....!!!!! Kuputuskan untuk diskusi dulu dengan keluarga dan akhirnya demi keselamatan, maka kami putuskan untuk disunat pada hari senin pagi jam 8. Soal biaya jangan tanya, membengkak 10x lipat, yang seharusnya 350.000 tetapi untuk saat ini menjadi 2.500.000.
Ada saran positif yang sangat menarik dari bapak mertua mengenai biaya ini, beliau berkata, “anggap saja kita nanggap wayang dengan biaya segitu, nanti juga kembali…” amin, saya yakin itu. Semoga segala sesuatunya bisa berjalan dengan lancar atas ijin Allah SAW…. Amin
Salam sukses dunia akherat,
Mengapa begitu..?? begini ceritanya. Pada tanggal 26-desember, galih harus ke klinik khitan Budi Mulya untuk periksa awal ke mantri yang akan nyunat esok hari. Lokasi mantri ini ada di tengah perkampungan dengan tempat praktek yang megah dan luas. Banyak sekali pasiennya yang akan disunat bahkan di tempat itu saya melihat sendiri ada anak kecil yang diantar sama keluarga besar, masuk ke kamar praktek berdua bersama mantri-nya dan tak lama kemudian keluar sendiri sambil bilang kalau sudah disunat.
Di tempat ini, galih diperiksa dulu. Saya merasakan ada getaran kecemasan sewaktu galih disuruh tidur di kamar periksa. Saya mendampingi di sampingnya berdua dengan kakeknya. Sewaktu “burungnya” diperiksa sama dokter, galih ketawa dan langsung nangis….. “waaahh bisa gawat,” dalam hatiku. Burung yang seharusnya ada di tempatnya ternyata langsung masuk kedalam… menghilang...!!!??? Saya sendiri juga bingung kenapa bisa begini..???
Untuk beberapa saat dokternya diam sambil mikir dan…. “pak saya tidak berani menangani disini”, katanya.
“Kenapa dok..??” tanyaku
“anak ini ogohan (manja), sewaktu burungnya dipegang aja langsung burungnya masuk kedalam. Saya tidak punya alat untuk penjepitnya pak, saya takut nanti salah motong sebab untuk motong itu sudah ada patokannya,” kata dokter.
“sekarang bapak lihat aja, dia sudah bisa ketawa-ketawa dan burungnya sekarang sudah ada lagi (tadi sempat dilihat sebentar sebelum memakai celana). Biasanya kalau begini besok pas disuntik anaknya jadi stress dan burungnya hilang lagi”.
“saya rekomendasi ke RSU Permata Bunda, disana ada alatnya lengkap dan jika memang diperlukan harus di bius maka disana juga ada dokter ahlinya. Saya berikan surat rekomendasi dari sini untuk tindakan disana,” kata dokter melanjutkan.
Singkat cerita akhirnya kami ber-empat (saya, kakek, galih dan ponakan) berangkat ke RS Permata Bunda untuk periksa. Sesampai disana kami disuruh menunggu sebentar karena memang sudah mendekati waktu sholat maghrib. Selepas maghrib, dokternya datang yang ternyata diakhir pembicaraan saya baru tahu kalau dokter ini adalah dokter spesialis bedah.
Seperti langkah awal di tempat mantri tadi, galih disuruh tidur dan burungnya diperiksa. Untuk saat ini burungnya tidak masuk lagi dan perasaan cemas sudah mulai hilang walaupun masih terasa sedikit. Selesai periksa lalu dokter menyarankan untuk dilakukan operasi kecil. Dengar kata operasi langsung pikiran dan hati saya tidak karu-karuan, sudah terbayang di mata saya itu ada selang pernapasan, jarum suntik, obat, bius, dan macem-macem perasaan. Dokter menyarankan ini dengan pertimbangan sama seperti bapak mantri tadi jadi untuk lebih amannya harus dibius dan itupun kalau dipaksa dilakukan hari minggu 27-desember maka dokternya tidak akan bisa nungguin karena sudah ada jadwal ke Jakarta. Kalau mau bisa hari senin pagi jam 8 dan dokternya bisa nungguin seharian buat jaga-jaga jika terjadi sesuatu.
Pikiran melayang kemana-mana membayangkan kata-kata OPERASI.... kacau....!!!!! Kuputuskan untuk diskusi dulu dengan keluarga dan akhirnya demi keselamatan, maka kami putuskan untuk disunat pada hari senin pagi jam 8. Soal biaya jangan tanya, membengkak 10x lipat, yang seharusnya 350.000 tetapi untuk saat ini menjadi 2.500.000.
Ada saran positif yang sangat menarik dari bapak mertua mengenai biaya ini, beliau berkata, “anggap saja kita nanggap wayang dengan biaya segitu, nanti juga kembali…” amin, saya yakin itu. Semoga segala sesuatunya bisa berjalan dengan lancar atas ijin Allah SAW…. Amin
Salam sukses dunia akherat,