Bisnis harus menghasilkan laba, nama dan pahala...

Cukup banyak sekali di sekeliling kita, kawan-kawan kita yang berlatar belakang pengusaha atau karyawan yang mati-matian untuk mengejar sesuatu yang bernama omzet atau margin yang kesemuanya itu dibalut dengan sebuah nama yaitu produktifitas.

Apakah salah hal ini..?? tentu tidak, bagi saya pribadi, berproduktifitas adalah hal yang wajib. Kalau dilihat ada karyawan atau anak buah kita yang tidak maksimal produktifitasnya maka dengan segala macam cara akan kita lakukan perubahan.

Tetapi ingat, sudahkah produktifitas dunia kita sama dengan produktifitas buat akherat..?? Misal, jika tepat waktu jam 8 pagi kita harus mulai kerja dan jam 5 sore kita harus sudah berhenti kerja, apakah hal yang sama kita lakukan juga untuk sholat bagi yang muslim atau berdoa pada waktu-waktu tertentu untuk yang non muslim dengan disiplin yang sama tepatnya dengan produktifitas kita di dunia..??

Saya yakin banyak diantara kita pasti yang menjawab belum, termasuk saya sendiri. Hal seperti ini mudah untuk diucapkan tetapi sangat "sulit" untuk dijalankan.

Untuk menganalisanya, kita kembali kepada tujuan hidup kita sebenarnya, apakah kita hidup untuk mengejar dunia atau mengejar akherat atau malah mengejar dua-duanya.. dunia akherat..??

Buat saya pribadi, saya akan mengejar dunia dan akherat, kenapa..?? saya ingin di dunia kaya raya dan mati masuk sorga. Saya tidak mau di dunia kaya tetapi mati masuk neraka atau sebaliknya, di dunia miskin tetapi mati masuk sorga.

Berpegang pada prinsip diatas, maka idealnya secara konsisten kita menjalankan beberapa langkah agar tercapai pencapaian-pencapaian diatas.

  1. Untuk pencapaian dunia atau untuk kemajuan usaha biar bisa menghasilkan laba yang banyak, maka kita harus membuat sistem usaha agar usaha kita lebih mudah untuk di-duplikasi. Untuk mempercepat maka dibutuhkan bantuan dari pihak eksternal yang bisa berupa mentor, partner bisnis, lingkungan bisnis, dll. Ada ribuan cara untuk mendongkrak laba tetapi yang paling tepat menurut saya adalah membuat sistem agar usaha kita bisa berjalan tanpa kita perlu ada di dalamnya

  2. Untuk pencapaian akherat, maka kita harus mempunyai tujuan kepada pencapaian tertinggi di agama kita masing-masing. Dalam hal ini, karena saya muslim, maka salah satu tujuan tertinggi adalah beribadah haji, kenapa..?? karena sudah jelas dutiskan bahwa ibadah haji ini ditujukan buat mereka yang mampu, bukan hanya mampu secara finansial tetapi juga mampu secara akidah atau pemahaman agama. Memang bisa saja kita naik haji dengan kemampuan finansial seperti kita wisata, tetapi apakah itu ada maknanya dalam hidup kita...??

  3. Menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala larangannya. Untuk hal ini sebaiknya kita menjalankannya dengan penambahan 5-10x lipat dari apa yang di perintahkan. Sebagai contoh, sedekah, diperintahkan bahwa sedekah minimal 2.5% dan dari sedekah itu akan diganti dengan nilai yang berlipat ganda. Seperti ber-bisnis, kita lipat gandakan saja sedekah menjadi 5-10x lipat dan habis itu kita bisa berharap penggantian yang sedemikian besarnya dari Allah SAW.


Ada memang beberapa orang yang berkata bahwa kalau kita memberi janganlah kita mengharap untuk kembali. Saya sangat setuju sekali, dan untuk masalah perhitungan sedekah ini, saya pergunakan hanya sebagai motivasi kepada diri sendiri agar saya pribadi bisa selalu bersedekah sebanyak-banyaknya. Dan kalau dipikir-pikir, toh saya memintanya hanya kepada Tuhan bukannya kepada mereka yang saya beri sedekah, apa salah saya meminta kepada Tuhan yang Maha Penolong..??

Kita kembali ke topik, setelah pencapaian-pencapaian tersebut bisa diraih walaupun belum 100%, maka minimal jika kita mati setiap saat maka Insya Allah tujuan sukses dunia akherat bisa tercapai walaupun sebetulnya belum tentu juga karena semuanya tetap tergantung dari kemurahan Tuhan Yang Maha Esa, sang pencipta alam semesta.

Kalau begitu, buat apa kita harus melakukan pencapaian tertinggi kalau belum tentu kita bisa sukses di akherat..?? ya begini ini.. yang membikin kita susah untuk maju. Yang ada di otak selalu pikiran negatif, selalu berpikir negatif dan pesimis.

Sekarang kita balik saja pertanyaannya dengan ungkapan positif. Jika dalam segala hal kita bisa melakukan pencapaian tertinggi, maka di dunia kita bisa kaya dan kalau kita kaya maka kita bisa naik pesawat terbang keliling dunia sampai ke Mekkah dengan perjalanan VIP. Kalau kita banyak duit maka kita bisa ngasih duit ke gembel-gembel yang ada di Amerika sana. Kita punya banyak waktu untuk bulan madu bersama berpasangan di tempat-tempat yang suci sesuai yang ada di kitab suci. Apakah kita tidak mau mempunyai mimpi seperti itu...???

Hilangkan semua pikiran negatif, pesimis dan ganti dengan pikiran positif maka dunia akan terasa indah dan kita bisa hidup selayaknya di surga firdaus... (emang pernah..??)

Cukup sudah perdebatan, yang harus diingat bahwa jika kita mati dalam keadaaan kaya dan selalu menjalankan semua perintah Tuhan, maka orang-orang akan selalu mengingat nama kita di dunia karena peran kita di bisnis dan sosial, keluarga dan orang-orang terdekat kita tidak akan susah hidupnya karena kita mati meninggalkan harta yang banyak  dan yang lebih penting lagi adalah, yang bisa menolong kita di akherat tentu saja adalah segala amalan kita selama di dunia yang bisa jadi amalan-amalan tersebut adalah hasil sedekah dari laba/margin kita selama kita di dunia.

Salam sukses dunia akherat,